Dalam literatur-literatur kitab fikih klasik, dalam bab sholat, kita akan dapat mudah menemukan rekomendasi kepada orang tua agar memukul anak umur sepuluh tahun lebih jika sang anak sulit disuruh sholat.
Anjuran untuk memberikan pendidikan dan bimbingan tersebut berlandaskan pada hadits Nabi Muhammad SAW sebagai berikut :
مُرُوا الصَّبِيَّ بِالصَّلَاةِ إِذَا بَلَغَ سَبْعَ سِنِينَ، وَإِذَا بَلَغَ عَشْرَ سِنِينَ فَاضْرِبُوهُ عَلَيْهَا
“Suruhlah anak sholat jika dia telah berumur tujuh tahun, dan kalau sudah berumur sepuluh tahun, pukul dia jika meninggalkan shalat.” (HR Abu Dawud)
Biasanya, ulama terdahulu memberi penjelasan atas kata “pukul” dalam hadits di atas dengan pukulan yang tidak mengakibatkan bekas luka, dan tidak memukul wajah.
Namun, ulama kontemporer karena melihat situasi yang sudah berubah, agak lain dalam memaknai hadits di atas.
Quraish Shihab misalnya dalam tayangan di Chanel Yuotub segmen “Semua Guru Semua Murid”, Quraish lebih mengajak umat agar lebih berhati-hati ketika memaknai kata “pukul/dlaraba” dalam hadits tersebut. Karena makna “dlaraba” dalam bahasa Arab memiliki banyak arti.
Boleh jadi, nasihat Rasulullah SAW mengenai memukul anak ini, bertujuan untuk menunjukkan betapa orang tua harus menyayangi anaknya agar dia tidak meninggalkan sholat. Bukan orang tua harus memukul anak.
Atau boleh jadi, nasihat Rasulullah SAW itu sesuai zamannya, dan dapat berubah tergantung situasi dan kondisi. Namun demikian, pada kenyataannya tidak ada satupun riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah memukul anak kecil.
Di samping itu, hadits-hadits bahwa Rasulullah seorang penyayang amat banyak. Sebut saja misalnya Anas bin Malik, pelayan Rasulullah SAW sejak kecil pernah berkata :
خَدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ، وَاللَّهِ مَا قَالَ لِي : أُفًّا. قَطُّ، وَلَا قَالَ لِي لِشَيْءٍ: لِمَ فَعَلْتَ كَذَا ؟ وَهَلَّا فَعَلْتَ كَذَا.
“Aku melayani Rasulullah SAW sepuluh tahun. Demi Allah, Nabi tidak pernah menegurku sama sekali. Bahkan, Rasulullah tidak pernah mempertanyakan apa yang telah aku perbuat dengan ucapan, “mengapa kamu melakukan itu?” Atau pada hal yang tidak aku perbuat dengan ucapan, “mengapa kamu tidak melakukan itu?” (HR Muslim)
Jangankan memukul, menegur dengan cara yang tidak baik pun Nabi Muhammad SAW tidak pernah sehingga, alih-alih memukul anak, orang tua di era sekarang dapat mencari alternatif lain yang lebih kreatif dan menenangkan hati anak.
Quraish Shihab juga mengingatkan bahwa perbuatan memukul anak hanya akan menjauhkan kita dari anak, bukan malah mendekatkan. (Ilham Fikri Ma’arif, ed: Nashih)