JAKARTA— Fenomena hafat dan urot, mereka yang berpakaian tetapi justru mempertontonkan aurat mereka, sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW sangat memprihatinkan.
Padahal, Allah SWT melarang Muslimah untuk memperlihatkan auratnya apalagi di hadapan publik. Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Nurul Irfan, mengatakan aurat seharusnya ditutupi agar tidak terlihat para pria yang bukan mahramnya dengan sengaja maupun tidak. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Surah-Nur ayat 30:
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Artinya: “Katakanlah kepada orang yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Mahamengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS An-Nur ayat 30)
Dari ayat ini, tampak jelas bagi wanita dan pria yang mempunyai kewajiban untuk menutupi aurat. Selain itu, Baik wanita dan pria pun mempunyai kewajiban untuk saling menjaga pandangan matanya. Dalam kitab tafsirnya Tafsir Al-Quran al-Adhim, Ibnu Katsir menuturkan, “Ini adalah perintah dari Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk menjaga (menahan) pandangan mereka dari hal-hal yang diharamkan atas mereka. Maka janganlah memandang kecuali memandang kepada hal-hal yang diperbolehkan untuk dipandang. Dan tahanlah pandanganmu dari hal-hal yang diharamkan.” (Tafsir Ibnu Katsir)
Lantas bagaiamana panduan Islam dalam menahan pandangan (ghadhul bashar), agar terhindar dari melihat aurat wanita bukan mahram?
Kiai Nurul menuturkan, ciri orang beriman dan yang mempunyai akhlak mulia adalah orang yang matanya tidak ‘jelalatan’ atau tidak melihat kemana-mana terutama pada yang bukan mahramnya.
Dia menambahkan, bagi orang yang tidak menjaga pandangan matanya dia telah berbuat dosa karena telah melanggar perintah Allah SWT dan bisa terjerumus pada godaan setan. ‘’Dosa melanggar ayat perintah untuk menahan pandangan dan orang yang tidak memelihara pandangan itu akan terjerumus pada setan,’’ ujar Kiai Nurul.
Selain itu, kata kiai Nurul, pandangan itu bagaikan jemparing atau panah yang beracun dan sangat berbahaya. Hal itu juga sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW
إِنَّ النَّظْرَةَ سَهْمٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيسَ مَسْمُومٌ
“Pandangan mata itu (laksana) anak panah beracun dari berbagai macam anak panah iblis.”
Kiai Nurul mengatakan maksud dari hadits ini, anak panah itu bisa menawan hati. Racunnya akan menjalar dalam tubuh. Jika tidak ditolak atau segera diobati, racun itu bisa membunuhnya.
Dalam sebuah hadits sahih yang diriwayatkan Al-Fadl Ibnu Abbas RA saat mengantarkan Rasulullah SAW dari Muzdalifah sampai ke Mina. Dalam perjalanan, melintas beberapa unta yang sedang membawa wanita. Al-Fadl memandangi mereka, kemudian Rasulullah memalingkan kepala Al-Fadhl ke arah lain. Ini menunjukan larangan sekaligus pengingkaran terhadap tindakan yang bisa berujung pada maksiat. Seandainya saja memandang wanita itu diperbolehkan maka Rasulullah tidak akan memalingkan pandangan Al-Fadl dari para unta yang sedang membawa para wanita itu.
Menurut Ibnu Qayyim, lewat pandangan mata tersebut bisa berzina dan bermaksiat. lalu, bagaimana apabila melihat hal itu dengan tidak sengaja?
Kiai Nurul menjelaskan, di dalam hadits Nabi Muhammad SAW beliau pernah berkata kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA:
يا عليُّ ! لا تُتبعِ النَّظرةَ النَّظرَةَ، فإنَّ لَكَ الأولى ، ولَيسَتْ لَكَ الآخرَةُ
“Wahai Ali, jangan susuli pandanganmu, karena pandangan pertama adalah bagianmu dan pandangan kedua bukan lagi bagianmu.”
Artinya, menurut Kiai Nurul, jika melihat dengan tidak disengaja, maka tidak berdosa. Asalkan, segera memalingkan pandangan, karena hal itu bukan sesuatu yang bisa terus dilihat dan dinikmati.
Kiai Nurul menegaskan, kita sangat ditekankan dan diharuskan untuk memelihara pandangan matanya. Bila bisa menjaga pandangan mata, lanjut kiai Nurul, Allah akan menjaga kita dan memberinya kewibawaan di atas orang rata-rata.
Dia menambahkan, sangat terlihat wajah orang mukmin itu yang terbiasa memejamkan matanya. Salah satu solusi untuk memelihara pandangan mata, salah satunya dengan menikah. ‘’Orang yang sudah menikah lebih terpelihara matanya, idealnya tidak lagi penasaran sama yang lain,’’ jelasnya. (Sadam Al-Ghifari/Nashih)