Makassar, muisulsel.com – Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Dr (HC) Drs Syafruddin Kambo MSi bercengkrama dengan ulama MUI Sulsel dan sejumlah tokoh Sulsel di kediamannya, Jl Gunung Batu Putih, Makassar, Ahad (22/5/22). Wakil Kepala Polri (2016-2018) membahas pesantren dan ekonomi umat.
Hadir Ketua Umum MUI Sulsel Prof Dr KH Najamuddin Abduh Shafa Lc MA, Wakil Ketua Umum MUI Sulsel Dr KH Mustari Bosrah MA, Sekretaris Umum MUI Sulsel Dr KH Muammar Muhammad Bakry Lc MA, Ketua Bidang Fatwa MUI Sulsel Dr KH Ruslan Wahab MA,
Rektor Unhas Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc, Pemimpin Redaksi Tribun Timur Thamzil Thahir, Dai kondang Ustaz Das’ad Latif, Rektor Unsulbar Dr Aksan Jalaluddin, dan sejumlah tokoh Sulsel lainnya.
Syafruddin, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia (2018-2019), mengaku terpanggil untuk memaksimalkan sinergitas ulama dan pimpinan pesantren dalam membagun kekuatan umat.
Pembangunan dimaksud ialah peningkatan sumber daya manusia dari pesantren dan penguatan ekonomi keumatan di Indonesia bagian timur, khususnya.
“Pesantren yang membina sumber daya insani diharapkan lebih berperan melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang unggul,” kata wakil ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) tersebut.
Syafruddin satu-satunya wakil Indonesia sekarang ini di Rabithah Alam Islami (Liga Islam Dunia), setelah Presiden RI Bacharuddin Jusuf Habibie dan Ketua PB Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Muzadi.
Rabithah merupakan lembaga Islam nonpemerintah terbesar dunia. Raja Arab Saudi Faisal bin Abdulazis sponsor organisasi yang berdiri sejak tahun 1962 di Mekah, Arab Saudi.
Aktivitas Rabithah: mengawasi pembangunan Masjidil Haram, menyampaikan risalah Islam dan ajarannya ke seluruh dunia, memfasilitasi dai di seluruh dunia dalam berdakwah.
Selanjutnya, Rabithah memberikan bantuan kepada perguruan Islam di seluruh dunia. Perhatian Rabithah pula dicurahkan ke pers dan media massa di seluruh dunia.
Syafruddin, sebagai wakil Rabithah, siap memfasilitasi pesantren ijazah muadalah kuliah ke beberapa perguruan tinggi di luar negeri seperti Universitas Al-Azhar Mesir dan universitas ternama lainnya. Pesantren muadalah adalah pesantren ijazah yang disetarakan pendidikan formal pemerintah.
Syafruddin, beberapa waktu lalu, memimpin delegasi kurang lebih 60 pesantren berkunjung ke Mesir untuk urusan muadalah.
Selain perguruan tinggi di luar negeri, PTN ternama dalam negeri juga menjadi perhatian Syafruddin agar bisa diakses alumni pesantren.
Prof Jamaluddin Jompa mendukung keinginan Syafruddin. Ia menyampaikan dukungan saat didaulat memberi sambutan.
Anregurutta Prof Dr KH Najamuddin mengapresiasi nawaitu Syafruddin Kambo yang juga ketua dewan Pembina Ittihad Persaudaraan Imam Masjid Indonesia (IPIM).
“Pak Syafruddin sangat peduli dengan masjid dan pesantren. Sekalipun beliau bukan ulama, tapi memikirkan urusan ulama dan umat,” kata Anregurutta.
Prof Najamuddin berharap ada sinergi secara intens antara MUI dan Syafruddin. Sinergi untuk program-program yang dapat dinikmati umat.
“Program melalui MUI sebagai himayatul ummah,” ujar rais syuriah NU Sulsel.
Syafruddin, wakil Presiden Dewan Melayu Muslim Internasional (DMDI), menambahkan, “Selain SDM yang menjadi perhatian kita, hal yang tak kalah pentingnya adalah Penguatan ekonomi umat. Bangsa Indonesia yang terdiri dari mayoritas umat Islam, harus tampil menjadi kekuatan ekonomi bangsa agar terwujud keseimbangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Funding dari kekuatan zakat jika dimaksimalkan pasti dapat memecahkan problematika umat termasuk menjamin berjalannya roda pengelolaan pesantren secara baik”. (*)
The post Jenderal Syafruddin Kumpul MUI Sulsel hingga Rektor, Pikirkan Pesantren dan Ekonomi Umat appeared first on MUI SULSEL.