Makassar, muisulsel.or.id – Pada pengajian yang pekan lalu telah dibahas bagaimana hukum peringatan Maulid Nabi yang akhir-akhir ini menjadi perdebatan oleh sekelompok umat Islam yang menganggap bahwa itu sebuah bid’ah.
Telah dijelaskan pula beberapa petunjuk secara tersirat maupun tersurat akan perintah mencintai Rasulullah yang menjadi dasar rujukan para ulama dahulu tentang pelaksanaan maulid Nabi ini.
Anregurutta Faried Wadjedy selama dirinya menuntut ilmu di tanah para Nabi yakni Mesir selama kurun waktu yang cukup lama, telah melihat setiap tahunnya bahwa semua mazhab yang ada disana itu bersatu dalam memperingati hari kelahiran Rasulullah Saw.
Hal ini memberikan indikasi bahwa apa yang dilakukan oleh para ulama yang berbeda mazhab, namun dalam memperingati hari kelahiran manusia yang paling agung ini, justru mereka bersatu padu dalam pelaksanaan acara tersebut.
Adapun salah satu dasar dari melakukan peringatan maulid ini yakni melihat substansi dari peringatan tersebut, di mana dalam kegiatan itu dilakukan ceramah agama dan salawatan kepada Nabi.
Dengan isi dari kegiatan tersebut dan bersandar dari ayat Alquran yang memerintahkan untuk menyeru manusia ke jalan Tuhan dengan cara-cara yang hikmah dan nasehat-nasehat yang baik.
Melihat substansi dari peringatan itu, maka para ulama berpendapat untuk melihat momen-momen yang baik, seperti maulid kelahiran Nabi, momen pada saat Nabi melakukan Isra Mi’raj dan momen-momen lainnya.
Lalu bagaimana peringatan itu dengan adanya telur-telur yang diwarnai, atau hiasa-hiasan lainnya? Simak ulasan menariknya dalam video link berikit ini.
The post HIKMAH HALAQAH: Maulid Nabi, Benarkah Itu Bid’ah? Part 2 appeared first on MUI Sul Sel.