Makassar, muisulsel.or.id – Ketua Bidang Infokom MUI Sulsel Dr H M Ishaq Shamad MA menyampaikan tiga potret teladan kepemimpinan Nabi Ibrahim as sebagai pemimpin yang mesti diikuti.
Materi ini disampaikan saat mengisi khutbah Idul Adha 1444 Hijriah di Lapangan Karebosi Makassar pada Kamis (29/6/2022) .
HM Ishaq Samad menyampaikan tiga poin ini saat menyampaikan materi Khutbah yang berjudul ”Dengan Idul Qurban Kita Membangun Semangat Kebersamaan dan Ta’awun.
Nabi Ibrahim as hadir membawa pola interaksi dengan paradigma baru mengedepankan moralitas dan contoh teladan yang baik. Sebuah gerakan moral yang bersifat soft-power, dengan menjunjung tinggi keteladanan, penegakan hak asasi manusia dan akhlak mulia, katanya.
Dalam posisinya sebagai pemimpin umat yang menjunjung tinggi moralitas, Al Quran menjelaskannya dalam Surat Al Baqarah ayat 124 :“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” …
Tugas pemimpin merupakan tugas yang suci dan mulia karena pemberian tugas itu bertujuan hendak mencapai cita-cita yang suci dan mulia. Sebagai pemimpin teladan, lalu Allah mencatat dalam sejarah yang diabadikan dalam Surat Al Mumtáhanah ayat 4: “Sungguh, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya.”
Ayat ini menyatakan, Nabi Ibrahim as sebagai seorang pemimpin harus diikuti dan ditaati karena kepribadian, ucapan dan tingkah lakunya yang saling bersesuaian. Kekuatan moralitas seorang pemimpinlah yang menumbuhkan kewibawaan, kehormatan dan integritas kepemimpinan. Dengan pendekatan uswátun hasánah dan kekuatan moralitas, pemimpin akan selalu menjadi teladan yang baik bagi rakyatnya. Sehingga melahirkan sikap bijaksana, pembela yang lemah, serta mengerti saat yang tepat untuk akomodatif dan saat yang tepat untuk defensif dari kritikan rakyat. Dengan demikian, akan terlahir pola hubungan saling mencintai dan melindungi antara pemimpin dan yang dipimpin.
Pemimpin teladan berarti pemimpin yang dapat memberikan contoh yang baik dalam semua aspek, seperti kedisiplinan, bersikap, berbuat, berkata dan sebagainya.
Potret kepemimpinan Nabi Ibrahim as dapat dideskripsikan dari berbagai perintah Allah swt, dan aksi nyata dalam membawa cita-cita reformasi untuk perbaikan nasib umat manusia, sehingga dapat kita aplikasikan dalam kehidupan nyata, di antaranya :
Pertama, Nabi Ibrahim as merupakan sosok manusia yang memiliki pikiran terbuka sekaligus kritis. Hal ini karena Nabi Ibrahim as sebenarnya dilahirkan dalam keluarga penyembah berhala. Namun, ia tidak serta merta mengikuti apa yang dianut oleh orang tuanya. Dengan akal fikirannya Nabi Ibrahim as berusaha mencari tuhan yang sebenarnya.
Kedua, Nabi Ibrahim as menjadi pribadi yang memiliki keteguhan yang sangat kuat, berani mengajarkan tauhid di tengah lingkungan yang kental dengan sesembahan berhala dan penguasa otoriter.
Kisah saat ia menghancurkan 72 berhala dan menyisakan satu berhala yang paling besar, di leher patung yang paling besar Nabi Ibrahim as meletakan kapak yang digunakan untuk menghancurkan berhala lain, sehingga berujung pada hukuman keji terhadap dirinya, yaitu dibakar hidup-hidup. Namun ia tetap sabar, tegar dan tanpa rasa takut sehingga Allah akhirnya menyelamatkannya dari kobaran api yang membara.
Ketiga, Nabi Ibrahim a.s memiliki tanggung jawab terhadap keluarga, ia merupakan seorang ayah dan suami yang sukses. Isterinya, Siti Hajar merupakan seorang ibu yang dengan ikhlas dan sabar. Dari tangannya pula Ismail tumbuh menjadi anak yang saleh dan pemimpin masa depan, yang ketika dimintai pendapat oleh sang ayah tentang perintah Allah untuk menyembelihnya, dengan ikhlas dan ketulusan hati ia menerima perintah Allah.Selengkapnya baca file dibawa ini.
*Irfan Suba Raya*
The post Tiga Potret Teladan Nabi Ibrahim Sebagai Pemimpin appeared first on MUI Sul Sel.