Makassar, muisulsel.or.id – Dalam sebuah riwayat hadis disebutkan bahwa Nabi pernah bersabda yang artinya barang siapa menziarahi aku di waktu wafatku maka itu sama halnya ia menziarahiku di waktu aku masih hidup.
Hal ini pun juga dilakukan oleh para sahabat Nabi Saw seperti contohnya Bilal bin Rabah, di mana dalam riwayat tersebut dirinya telah bermimpi bertemu dengan Rasulullah Saw dan berkata mengapa engkau tak pernah menziarahiku, padahal aku rindu suara azanmu, sehingga tak lama kemudian Bilal pun bergegas menuju Kota Madinah dan berziarah ke makam Nabi.
Ada banyak hadis-hadis yang bersumber dari para sahabat, contoh lainnya seperti Anas bin Malik yang pada saat menziarahi makam Nabi, dirinya mengangkat tangannya seolah-olah akan berdoa sambil berucap Salam Alaika ya Rasulallah, dan masih banyak lagi yang di contohkan oleh Umar bin Khattab serta Muadz bin Jabal.
Jika seorang hamba datang ke Madinah lalu berziarah ke makam Nabi lalu bersalawat atasnya,maka sungguh hamba tersebut telah bersalawat bersama para malaikat yang jumlahnya 70.000 dan malaikat ini silih berganti setiap hari untuk datang bersalawat.
Maka sangatlah afdal jika sekiranya ketika kita berhaji atau berumrah lalu datang ke makam Nabi kemudian ia meminta tolong kepada Nabi agar di mohonkan ampun atas dosanya kepada Allah, atau meminta tolong sesuatu yang lain kepadanya, maka sungguh itu ia lakukan sama halnya ketika Nabi masih hidup oleh sebab Ia masih bisa melihat dan merasakan kehadiran kita pada saat berziarah ke makam Nabi.
Muncullah sebuah pertanyaan, apakah pada saat kita berziarah ke makam Nabi dan kita berdoa harus menghadap ke kiblat saja ataukah menghadap ke makam Nabi? Manakah yang lebih afdal? Simak jawaban lengkapnya dalam ulasan video link berikut ini.
Kontributor: Nur Abdal Patta
The post HIKMAH HALAQAH: Fadilah Menziarahi Makam Nabi appeared first on MUI Sul Sel.