Bone, muisulsel.or.id – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, menyatakan kelompok besutan Puang Nene atau Walinono menyimpang dari aqidah agama Islam.
Al Mukarram Al Khaerat Segitiga Emas Sunda Nusantara adalah nama kelompok Puang Nene yang diisukan tidak mewajibkan sholat lima waktu dan Jumat. Aliran ini bertempat di Dusun Pape, Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone.
Menurut Ketua MUI Kabupaten Bone Prof Dr KH Amir HM mengatakan isu yang beredar itu belum benar adanya terutama tidak mewajibkan sholat lima waktu dan sholat Jumat, katanya.
“Tim kami di MUI Kecamatan Libureng sedang melakukan pendekatan, menurut keterangan yang diperoleh dari pengikutnya mereka hanya melakukan kajian tarekat dan tasawuf di malam harinya, ” ungkapnya pada Ahad (26/3/2023).
Ia melanjutkan persoalan tidak melakukan sholat Jumat itu cuma isu yang tidak betul karena sebagian pengikutnya tetap melaksanakan sholat Jumat, “Mungkin ada sebagian masyarakat melihat mereka jarang sholat Jumat padahal bisa jadi mereka sholat di masjid lain atau musafir sehingga tidak sempat melaksanakan sholat Jumat, ” jelasnya.
“Kami juga sedang melakukan pembinaan dengan mengirim dai kami dari MUI Kecamatan Libureng untuk Khutbah Jumat dan berceramah selama bulan Ramadhan di masjid tempat mereka sholat,” ujarnya.
Lanjutnya, dari MUI Bone juga akan segera memberikan pembinaan terhadap Puang Nene dan pengikutnya yang diduga sesat. Dalam waktu dekat MUI kabupaten juga akan menemui mereka.
Jika ditemukan ada penyimpangan misalnya tidak mewajibkan sholat lima waktu atau menganggap pemimpinnya Nabi maka pasti kita anggap sesat. Namun sejauh ini masih aman hanya menyimpang dari segi aqidah karena melakukan musyrik dengan melakukan ritual sesajian di sungai.
“Memang ada ajaran menyimpang yang mengarah pada penyembahan berhala”, katanya.
Persoalan syirik, saya kira masih banyak terjadi dimana-mana di masyarakat kita sehingga tugas dai harus menyampaikan dakwah tentang tauhid. Tauhid menjadi perkara yang sulit bahkan sejak jaman dahulu sehingga nabi berkata yang paling berat saya hadapi dari umatku adalah masalah kemusyrikan, ” tutupnya.
Sementara itu Polres Bone juga sedang mengusut aliran Puang Nene yang menyebarkan ajaran tidak mewajibkan salah lima waktu dan tidak melaksanakan salat Jumat.
Polisi juga mengungkap bahwa Puang Nene tiap bulan memberi sesajen berupa makanan ke pinggir sungai di Desa Mattirowalie Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone.
(Irfan)
The post MUI Bone: Puang Nene Menyimpang dari Aqidah appeared first on MUI Sul Sel.