Ramadhan, Wujudkan Kedamaian
Prof. Wan Jamaluddin, Ph.D
(Rekor UIN Raden Intan Lampung)
Marhaban ya Ramadhan, bulan yang kita nanti. Hari ini kita berada di akhir bulan Sya’ban, yang merupakan hari menyongsong esok bulan Ramadhan yang merupakan bulan penuh berkah, maghfirah dan ampunan.
Suatu kegembiraan yang tiada tara bergetar pada setiap sanubari kita, yang menggerakkan urat nadi dan saraf-saraf kita, hingga tergerak dalam relung hati kita suatu kebahagiaan yang tiada tandingannya.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang kita nanti, setahun lamanya telah berlalu, hingga esok hari kita dipertemukan dengan bulan yang mulia yaitu Ramadhan. Marhaban ya ramadhan, syahru al-shiyam.
Sebagai seorang muslim, tentunya kita harus senantiasa tulus dan ikhlas dalam menyambut bulan Ramadhan, hingga Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang bahagia dengan datangnya bulan Ramadhan, maka Allah akan jauhkan dirinya dari api neraka”. Sungguh kebahagiaan bagi kita semua, agar senantiasa merayakan hari besar ini dengan memperbaiki diri dan introspeksi diri, hingga menjadi keberkahan bagi kita.
Allah perintahkan ibadah puasa kepada hamba-Nya agar senantiasa menjadi hamba yang bertaqwa, yang merupakan sebaik-baiknya derajat setiap orang yang beriman.
Ramadhan kali ini sangat berbeda dengan bulan Ramadhan tahun lalu, jika tahun lalu kita sedang dalam masa new normal, maka kali ini kita sudah berada di masa normal. Meskipun masa normal ini menjadi realita yang dapat kita syukuri. Namun kita juga harus menjaga kesehatan kita agar dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik, khusyuk dan ikhlas dengan segala amaliyah Ramadhannya, baik bacaan Al-Quran, shalat tarawih, maupun segala kesunnahan lainnya.
Bulan Ramadhan ibarat lahan luas yang sangat tergantung kepada kita bagaimana mengelolanya. Lahan yang memiliki tanah subur sehingga ketika kita menanam akan tumbuh dan berkembang dengan maksimal, dan itulah gambaran berkah Ramadhan. Semoga di tahun ini kita dimudahkan dalam menjalankan segala aktivitas selama Ramadhan.