Makassar, muisulsel.com – Merasakan kelemahan dan kekurangan pada diri sendiri melahirkan rasa takut. Ketiadaan daya dan materi juga melahirkan rasa takut. Sebaliknya, seseorang berani, teguh dan tegar itu karena mengandalkan sesuatu yang dapat melindunginya dan dapat membela dan menganugrahinya sesuatu.
Malaikat, manusia dan jin merasakan takut pada Allah swt itu karena adanya tingkat kesadaran tinggi mereka akan kebesaran Allah swt:
قَالَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: ((إنِّي أَرَى مَا لا تَرَوْنَ، وأَسمعُ ما لا تَسمعُون، أطَّتِ السَّمَاءُ وَحُقَّ لَهَا أنْ تَئِطَّ، مَا فِيهَا مَوضِعُ أرْبَع أصَابعَ إلا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا للهِ تَعَالَى. والله لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أعْلَمُ، لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا، وَمَا تَلَذَّذْتُمْ بالنِّساءِ عَلَى الفُرُشِ، وَلَخَرَجْتُمْ إِلَى الصُّعُدَاتِ تَجْأرُونَ إِلَى اللهِ تَعَالَى)). رواه الترمذي، وَقالَ: (حَدِيثٌ حَسَنٌ).
Rasul bersabda: Saya memandang apa yang kalian tidak pandang, langit berderu, haknya langit untuk berderu tiada tempat selebar empat susunan jari di langit melainkan ada malaikat bersujud karena Allah di tempat itu. Andai kalian tahu apa yang saya tahu, niscaya kalian sedikit tertawa dan banyak menangis. Kalian tidak mau lagi berhubungan dengan istri kalian. Kalian senantiasa meratap harap kepada Allah swt.
Ketakutan juga dapat muncul akibat cemas terhadap masa depan, terutama terhadap kelanjutan hidup manusia. Maka obatnya yang tepat adalah berpegang pada Maha Pemberi Arahan yaitu Allah Rabbul Alamin,
Bila perintah dan larangan Allah swt wajib dipatuhi niscaya kebutuhan manusia ke depan pasti dipenuhi Allah dan dijamin secara utuh:
﴿إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ كَانَتۡ لَهُمۡ جَنَّٰتُ ٱلۡفِرۡدَوۡسِ نُزُلًا،الكهف: 107
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal,
Beramal sholeh setelah mantap keimanan di hati adalah jalan satu satunya mewujudkan kepatuhan kepada Allah swt. Orang yang patuh itulah yang takut pada Allah swt. Alhasil amal sholeh menjadi benteng yang menolong dari rintangan dan masalah-masalah ke depan terutama urusan akhirat:
عن المقداد – رضي الله عنه ، قَالَ : سمِعْتُ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم ، يقول : تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنَ الخَلْقِ حَتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيلٍ قَالَ سُلَيْم بنُ عامِر الراوي عن المقداد : فَوَاللهِ مَا أدْرِي مَا يعني بالمِيلِ ، أمَسَافَةَ الأرضِ أَمِ المِيلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ العَيْنُ ؟ قَالَ : فَيكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أعْمَالِهِمْ في العَرَقِ ، فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى كَعْبَيْهِ ، ومنهم من يكون إِلَى ركبتيه ، ومنهم مَنْ يَكُونُ إِلَى حِقْوَيْهِ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ العَرَقُ إلْجَاماً . قَالَ : وَأَشَارَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم بيدهِ إِلَى فِيهِ
Dari Miqdad ra: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: Pada hari kiamat, matahari akan didekatkan kepada makhluk hingga jarak satu mil. Sulaim bin Amir sang perawi dari Miqdad berkata: Demi Allah aku tidak tahu, apa yang dimaksud dengan satu mil?
Apakah jarak bumi ataukah mil yang dimaksud adalah apa yang digunakan untuk celak mata? Manusia saat itu akan diketahui kadar amalnya lewat keringat. Ada diantara mereka yang keringatnya mencapai mata kaki, lutut atau pusar, dan ada diantara mereka yang ditenggelamkan oleh keringatnya. Rasululloh saw menunjuk pada mulutnya [muttafaq alaih]
Adapun amal buruk di dunia itu akan keluar di akhirat berupa keringat mengucur dan meliputi tiap insan sesuai dengan dosanya. Pemicu keluarnya amal buruk manusia adalah matahari di akhirat hanya berjarak satu mil dari posisi berdiri di padang Mahsyar.
Hitungan satu mil dalam hadis di atas menurut ukuran orang Arab adalah sepanjang mata memandang. Makna mil yang diisyaratkan oleh para ulama tafsir hadis adalah 4000 hasta, satu hasta 24 susunan jari. Para ahli kontruksi bangsa Arab menghitung satu hasta itu terdiri dari 32 susunan jari tangan, namun kesepakatan ulama hadis diantara mereka satu mil terdiri dari 96000 susunan jari atau 4000 hasta.
Kewajiban menghadirkan rasa takut pada Allah swt bagi tiap individu adalah prioritas dalam hidup. Rasa takut pada Allah swt bila tidak terbentuk dalam hati adalah bencana besar bagi manusia dan akan berdampak kesengsaraan dunia dan akhirat. Ibnu Qayyim al Jauziyah berkata dalam kitab al Kalimu al Thoyyib; Buah rasa takut pada Allah swt adalah kemampuan seseorang meredam keinginan keinginannya dan kemampuan menahan diri pada kenikmatan sesaat, maka ia bertransformasi dari senang
berbuat maksiat menjadi benci berbuat maksiat karena takut kepada Allah swt.a
Wllahu A’lam.
The post GORESAN PAGI: Rasa Takut pada Allah swt Wajib Hukumnya appeared first on MUI Sul Sel.