Makassar, muisulsel.com – Urusan mengedepankan orang pantas dalam sejarah Islam dimulai dari menunjuk imam shalat yang paling baik dalam bacaan. Bila ada yang sama baik bacaannya, dipilih yang paling faham sunnah Rasulullah saw. Bila sama lagi, dipilih hijrahnya ke Madinah lebih awal. Bila sama lagi, yang lebih tua, dan bila sama lagi, dilihat kekuasaannya/jabatannya.
Ketetapan Nabi Muhammad saw di atas kini dapat dianalogikan terhadap penyambutan dan penempatan tetamu dalam berbagai acara dan event-event. Dalam artian, menghormati orang lain sesuai dengan kadar kemuliaannya menjadi hal niscaya dalam Islam, Rasulullah bersabda:
قَالَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: ((إنَّ مِنْ إجْلالِ اللهِ تَعَالَى: إكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ المُسْلِمِ، وَحَامِلِ القُرآنِ غَيْرِ الغَالِي فِيهِ، وَالجَافِي عَنْهُ، وَإكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ المُقْسِط)). حديث حسن رواه أَبُو داود.
Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya termasuk pengagungan kepada Allah adalah memuliakan orang yang sudah beruban lagi muslim, memuliakan ahli Alquran yang tidak berlebih-lebihan membacanya dan tidak menyepelekan hak-hak Alquran, dan memuliakan para pemimpin yang berbuat adil.”
Imam al Qurthubi berpendapat bahwa maksud Rasulullah saw orang yang baik bacaannya lebih dikedepankan adalah orang yang paling faham hukum agama dan tidak sekedar indah melafalkan Al-Qur’an walau ada sabda Rasulullah saw berbunyi:
أقرؤهم أبي
Paling bagus bacaan sahabat adalah Ubai bin Ka’ab ra. Namun sunnah amaliah Rasulullah tetap menunjuk Abu Bakar as Shiddiq ra sebagai Imam shalat dan orang yang terdepan di kalangan sahabat. Itu karena kefaqihan dan kedalaman pengamalan agama Abu Bakar as Shiddiq dibandingkan Ubay dan beberapa sahabat lainnya.
Artinya kefasihan membaca Alquran tidak lebih utama dari kefaqihan dalam memahami Alqur’an untuk hal memimpin dan memegang amanah umat.
Hal yang harus diperhatikan dan terkemuka bagi orang-orang beriman adalah selalu menempatkan orang orang terhormat di masyarakat. Terhormat di suatu majlis dan suatu acara yang bernilai kebajikan sesuai martabat, sesuai kwalitas, sesuai kemuliaan dan sesuai posisi manusia itu, yaitu posisi dengan kadar sesuai perkiraan yang terukur sebisa mungkin. Sabda Rasul saw :
: قَالَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: ((أنْزِلُوا النَّاسَ مَنَازِلَهُمْ)). رواه أبو داود
“Posisikanlah manusia sesuai dengan martabat mereka.”
Semoga kita dapat mencamkan sunnah Rasulullah saw ini, Shobahul Wardi wal Iman
The post GORESAN PAGI: Mengedepankan Orang-oang Yang Pantas. appeared first on MUI Sul Sel.