Alquran adalah kalam Allah ﷻ yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ melalui perantara malaikat Jibril. Kitab suci utama dalam agama islam ini yang dijadikan pedoman dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, terdiri dari beberapa surat dan pada setiap surat nya terdiri dari beberapa ayat.
Menurut guru besar ilmu tafsir di Universitas Umm Al-Qura Arab Saudi, Prof Muhammad Ali ash-Shabuni, Alquran didefinisikan sebagai firman dari Allah ﷻ yang tidak ada tandingannya, diturunkan kepada Rasulullah Muhammad ﷺ yang merupakan penutup para nabi dan rasul melalui perantara malaikat Jibril. Alquran ditulis pada mushaf-mushaf dan lalu disampaikan kepada kita penerus umat secara mutawatir. Sementara itu, membaca, dan memahami Alquran bernilai ibadah.
Alquran memiliki kebenaran secara mutlak, kebenarannya tidak perlu diragukan lagi oleh orang-orang yang beriman kepada Allah ﷻ dan hari akhir. Kitab Alquran merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Oleh karena itu, ilmu dalam mempelajari Alquran adalah sebaik-baiknya ilmu dan lebih diutamakan dibanding ilmu yang lain. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad ﷺ:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.” (HR Bukhari).
Adapun sebagai seorang Muslim yang baik, sebelum membaca atau bahkan mempelajari Alquran sangat perlu dalam memperhatikan adab-adabnya. Apa saja adab-adab yang perlu diperhatikan seorang Muslim untuk mendapatkan kesempurnaan dalam membaca Alquran ? Berikut ini adab-adabnya
- Memulai membaca Alquran dengan isti’adzah.
Kalimat isti’adzah atau taawudz merupakan sebuah doa untuk memohon penjagaan dan perlindungan dari godaan setan. Allah ﷻ berfirman:
فَاِ ذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰ نَ فَا سْتَعِذْ بِا للّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ
“Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Alquran , mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS An Nahl ayat 98) - Membaca Alquran dalam keadaan suci, duduk dengan sopan dan tenang.
Ketika membaca Alquran seorang Muslim dianjurkan dalam keadaan suci dari najis Baik itu badan, pakaian, maupun tempat membaca Alquran harus terbebas dari najis. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
لَّا يَمَسُّهٗۤ اِلَّا الْمُطَهَّرُوْنَ
“tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.” (QS Al Waqiah ayat 79)
Selain itu, walaupun membaca Alquran dengan berdiri atau berbaring tetap mendapatkan pahala, akan tetapi adab duduk dengan sopan dan tenang lebih utama. - Membaca dengan tartil
Membaca dengan tartil (pelan) dan tidak terburu-buru, agar dapat menghayati setiap ayat yang dibaca. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰ نَ تَرْتِيْلًا
“atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Alquran itu dengan perlahan-lahan.” (QS Al Muzzammil ayat 4) - Membaca Alquran dengan khusyuk, dengan menangis karena sentuhan pengaruh ayat yang dibaca sehingga dapat menyentuh jiwa dan perasaan, serta membaguskan suara ketika membaca Alquran .
- Membaca Alquran dengan tidak mengganggu orang lain yang sedang beribadah, seperti contohnya tidak mengganggu yang sedang shalat, serta tidak membacanya dengan suara yang terlalu keras atau ditempat yang banyak orang. Bacalah Alquran dengan suara yang lirih dan khusyu’. Rasulullah ﷺ bersabda:
أَلَا إِنَّ كُلَّكُمْ مُنَاجٍ رَبَّهُ فَلَا يُؤْذِيَنَّ بَعْضُكُمْ بَعْضًا وَلَا يَرْفَعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الْقِرَاءَةِ أَوْ قَالَ فِي الصَّلَاةِ
“Ingatlah bahwasannya setiap dari kalian bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh bersuara lebih keras daripada yang lain pada saat membaca (Alquran ) atau ketika dalam sholat.” (HR Abu Dawud, Nasa’i, Baihaqi, dan Hakim).
Adab-adab tersebut merupakan patokan bagi seorang Muslim untuk mendapatkan kesempurnaan dalam membaca Alquran . Dengan demikian, diharapkan agar setiap Muslim selalu menjaga adabnya dalam mempelajari ataupun membaca kitab suci Alquran . Dimana kitab suci ini merupakan petunjuk bagi seluruh manusia untuk menempuh jalan kebenaran yang akan membawa kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.
(Abi Rachman A.P/ Nashih)