JAKARTA— Muharram adalah bulan yang memiliki keistimewaan bagi umat Islam. Berdasarkan kalender Masehi, awal Muharram tahun ini bertepatan Selasa 10 Agustus 2021.
Muharram merupakan bulan yang diistimewakan karena termasuk salah satu bulan al-asyhur al-hurum atau bulan-bulan yang dimuliakan, selain Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Rajab.
Anggota Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Nurul Irfan, turut menjelaskan berbagai keistimewaan yang dapat umat Muslim peroleh pada Muharram. Kiai Nurul berpesan bahwa hendaknya umat Muslim banyak melakukan kebaikan pada bulan ini.
“Di setiap bulan haram segala perbuatan dosa dan perbuatan terpuji yang dilakukan akan dilipatgandakan balasannya. Maka sangat dianjurkan bagi umat Muslim untuk melakukan berbagai kebaikan pada bulan ini,” tutur Kiai Nurul saat dihubungi Redaksi MUIDigital pada Rabu, (11/8).
Kiai Nurul menuturkan ada setidaknya tiga amalan yang dapat dilakukan pada Muharram. Berikut ini adalah amalan-amalan tersebut:
- Puasa Tasua dan Asyura
Puasa Asyura ialah ibadah yang dijalankan pada 10 Muharram bertepatan pada Kamis, 19 Agustus 2021. Berasal dari kata asyrah dalam bahasa Arab, yang artinya sepuluh. Sementara sebelum ibadah puasa tersebut, dianjurkan memulai dengan puasa Tasua 9 Muharram atau Rabu, 18 Agustus 2021.
Kiai Nurul menjelaskan dianjurkan sebelum melakukan puasa Asyura untuk melakukan puasa Tasua terlebih dahulu hal ini karena umat Yahudi juga sering berpuasa pada 10 Muharram, sehingga untuk membedakan dengan mereka maka umat Muslim dianjurkan untuk puasa Tasua pada 9 Muharram. Dalil keutamaan puasa Tasua dan Asyura antara lain:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu bulan Muharam. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim)
- Sedekah
Perbanyak Sedekah pada bulan ini, karena Muharram dikenal juga sebagai bulannya “bersedekah” karena pada saat bulan ini semua amalan kebaikan diberi pahala yang berlipat. Oleh sebab itu, sedekah sangat dianjurkan di bulan ini.
- Perbanyak ibadah dan berdoa
Kiai Nurul menjelaskan secara historis banyak peristiwa besar terjadi saat bulan Muharram, seperti diselamatkannya Nabi Musa dari Firaun, Nabi Ibrahim selamat dari kobaran api, dan Nabi Isa diangkat ke langit oleh Allah SWT. Selain itu, terdapat pula peristiwa yang memilukan terjadi di bulan ini. Peristiwa tersebut adalah tragedi Karbala yang menyebabkan terbunuhnya Husain bin Ali bin Abi Thalib, salah satu cucu Nabi Muhammad SAW, maka dari itu, karena banyaknya terjadi peristiwa penting pada bulan ini hendaknya kita melakukan banyak refleksi diri seperti berdoa dan ibadah.
Lebih lanjut, Kiai Irfan menjelaskan adapun larangan atau anjuran yang sebaiknya tidak dilakukan saat Muharram antara lain: - Melakukan maksiat
Pada bulan penuh amalan dan kemuliaan ini, dilarang berbuat maksiat. Maksiat di sini dapat berupa meninggalkan shalat, memakan uang haram, berzina, mengonsumsi makanan tidak halal, mabuk-mabukan, dan perbuatan maksiat lainnya. Mengapa demikian? Karena sama seperti perbuatan terpuji, perbuatan maksiat pun akan dilipatgandakan balasannya saat bulan ini. - Melakukan bidah
Sekelompok orang memperingati Hari Karbala yang terjadi saat Muharram dengan cara melukai dirinya sendiri. Hal ini termasuk bidah dan tidak diperbolehkan karena tidak terdapat anjuran menyakiti diri sendiri dalam Alquran dan hadits - Berperang dan membunuh
Pada Muharram, dilarang untuk berperang. Peperangan bukan hanya mengangkat senjata, membunuh, dan memerangi orang zalim melainkann berperang dapat diartikan berselisih. Oleh sebab itu, jauhilah perselisihan dengan orang lain terutama di bulan haram.
Demikian anjuran dan larangan yang harus umat Muslim perhatikan saat Muharram. Semoga ilmu tersebut dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin ya Rabbal a’la miin. (Hurryyati Aliyah/ Nashih)