Hari ini, Selasa (10/8) umat Islam Indonesia memeringati tahun baru Islam atau 1 Muharam 1443 Hijriyah. Berbeda dari penanggalan masehi yang berpatokan pada rotasi matahari, penanggalan Hijriyah atau disebut juga penanggalan qamariyah berpatokan pada rotasi bulan.
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَآءً وَّا لْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَا زِل لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَا لْحِسَا بَ ۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ ذٰلِكَ اِلَّا بِا لْحَـقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْاٰ يٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ
Artinya: “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (QS Yunus 10 ayat 5)
Dalam Islam, Muharam adalah bulan pertama di kalender Hijriyah. Ia merupakan bulan bersejarah yang memiliki banyak keistimewaan bagi umat Islam. Dalam buku “Sejarah Pembentukan Kalender Hijriyah” karya Ahmad Zarkasih (Rumah Fiqih, 2018), dikatakan bahwa penanggalan Hijriyah yang banyak dikenal kaum Muslim itu adalah produk
politik yang dikeluarkan semasa Sayyidina Umar bin Khattab
menjabat khalifah. Dikatakan demikian karena memang motivasi terbentuknya penanggalan tersebut guna kelancaran system kenegaraan ketika itu.
Disebutkan dalam buku tersebut, setelah berdiskusi dan sepakat bahwa mereka harus memilik standarisasi penanggalan demi kemaslahatan, mereka berselisih dalam menentukan kapan tahun pertama itu dimulai dalam penanggalan mereka? Ada yang mengusulkan tahun pertama dimulai di tahun Gajah; dimana Nabi lahir. Ada juga yang mengusulkan di tahun wafatnya Nabi. Dan tidak sedikit yang mengusulkan di tahun Nabi diangkat menjadi Rasul dimana wahyu pertama turun. Dan juga opsi di tahun hijrahnya Nabi ke Madinah.
Dari empat opsi ini, akhirnya Sayyidina Umar memutuskan untuk memulai tahun saat hijrahnya Nabi dari Makkah ke Madinah atas usulan dan rekomendasi Sayyidina Utsman dan Ali bin Abi Thalib beliau tidak memilih tahun kelahiran dan tahun diangkatnya Nabi menjadi Rasul karena memang ketika itu juga mereka masih berselisih tentang waktu kapan tepatnya Nabi lahir, dan kapan wahyu pertama
turun.
Sedangkan tahun wafatnya, Sayyidina Umar menolak menjadikannya permulaan tahun karena di tahun tersebut banyak kesedihan. Akhirnya beliau memilih tahun hijrahnya Nabi selain karena jelasnya waktu tersebut, hijrah juga dianggap menjadi pembeda antara yang haqq dan yang bathil ketika itu. Dan menjadi tonggak awal kejayaan umat Islam setelah sebelumnya hanya berdakwah secara sembunyi-sembunyi.
Lalu dipilihlah bulan Muharram sebagai bulan pertama dalam penanggalan Hijriyah. Selain karena rekomendasi sayyidina Utsman, beliau memilih Muharram dengan alasan bahwa hijrah walaupun terjadi pada Rabi’ al-Awwal, akan tetapi muqadimah (permulaan) hijrah terjadi sejak Muharram.
Utsman mengatakan bahwa wacana hijrah itu muncul setelah beberapa sahabat membaiat Nabi, dan baiat itu terjadi di pengujung Dzulhijjah, semangat baiat itulah yang mengantarkan kaum Muslim untuk berhijrah. Dan bulan yang muncul setelah Dzulhijjah ialah Muharram. Karena itu beliau memilih Muharram sebagai bulan pertama di tahun Hijriyah.
(Muhamad Saepudin/Nashih)