JAKARTA– Majelis Ulama Indonesia angkat bicara menyikapi kasus kekerasan terhadap pemuka agama di beberapa wilayah belakangan ini.
Menurut Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin penyerangan yang terakhir terjadi di Gereja Katolik Santa Lidwina, Sleman, Yogyakarta tidak lepas dari provokasi yang bertebaran di media sosial.
“Menurut saya, kalau betul dia (pelaku) seorang yang sehat. Dia sudah terprovokasi oleh isu-isu yang dibangun oleh penyerangan terhadap ulama, terhadap ustaz, terhadap kiai, sehingga dia melakukan perbuatan itu. Saya kira itu tidak benar,” ujar Kiai Ma’ruf seperti dilansir Antara, Senin (12/2).
Seiring berkembangnya internet dan media sosial, ungkap Kiai Ma’ruf, perlakuan serupa bisa terjadi di mana-mana. Kemunculan informasi viral di medsos belakangan ini yang cenderung provokatif kerap memunculkan amarah masyarakat.
“Ketika ada peristiwa yang terjadi sebelumnya, isu-isunya kemudian dibesar-besarkan. Diviralkan seakan ulama dianiaya. Itukan namanya memprovokasi. Kemungkinan juga ada upaya adu domba. Karena kebanyakan yang diviralkan peristiwanya tidak ada. Itukan berarti ada upaya provokasi agar umat itu marah,” ucapnya.
Karena itulah, Kiai Ma’ruf mengingatkan masyarakat lebih bijaksana memilih dan memilah isu viral di medsos. Langkah seperti ini yang harus dilakukan masyarakat, selain langkah pencegahan aparat keamanan di wilayah lain.
Dia menegaskan MUI tidak membenarkan upaya penyerangan maupun perusakan tempat ibadah. MUI terus mendorong sikap saling menghormati dan menjaga demi keharmonisan antarumat beragama di Tanah Air. “Kita harus saling menghormati dan saling menjaga. Tidak dibenarkan saling melukai,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum MUI KH Zainut Tauhid Sa’adi meminta masyarakat menjaga situasi kondusif. Dia mengingatkan masyarakat tidak memperkeruh masalah sehingga mengganggu keamanan nasional.
Dia juga menegaskan bahwa tindakan penyerangan tersebut tidak bisa ditoleransi. “Tindakan tersebut sama sekali tidak mencerminkan ajaran nilai-nilai agama. Apa pun motifnya tindakan tersebut patut dikutuk dan tidak bisa ditoleransi,” kata sosok yang akrap disapa Buya Zainut tersebut (Azhar/Nashih)