Jakarta – Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia menyelenggarakan Halaqah Dakwah pada Jum`at (9/2) di Aula Buya Hamka, Kantor MUI Pusat, Menteng, Jakarta Pusat.
Kegiatan yang diselenggarakan setiap bulan tersebut mengangkat tema “Pertarungan Ideologi dalam Dunia Dakwah di Tahun Politik” sebagai manifestasi Islam Wasathiyah. Hadir sebagai pemateri Tengku Zulkarnain, Muharram Marzuki, dan Ilyas Ismail.
Ketua Komisi Dakwah, KH. Cholil Nafis, menyatakan tujuan dari halaqah ini sebagai bentuk peran konkrit MUI dalam memperkuat Islam Wasathiyah untuk menarik orang yang ada di sisi kanan dan sisi kiri agar ke tengah.
“Islam Wasathiyah harus dapat melunakkan yang keras dan mengeraskan yang lunak, “ kata Kiai Cholil.
Di zaman yang serba modern ini, menurut Kiai Cholil, banyak cara-cara berdakwah, bukan hanya ceramah di masjid. Dai yang sering tampil di media ini juga menambahkan, “Dakwah adalah thariqah, tidak ada yang qath`i dalam cara berdakwah, semua ijtihad.” imbuhnya.
“Sebelumnya ada sosok KH Zainuddin MZ, dengan gaya retorika nya yang banyak disukai masyarakat. Lalu datang reformasi muncul gaya dakwah AA Gym. Juga cara baru dakwah dengan hiburan yang dibawakan Uje, serta muncul juga Ust Yusuf Mansur dengan model dakwah melalui pendekatan sedekah, “ ungkap Kiai Cholil.
Pada kesempatan yang sama, Kapus Litbang Bimas dan Layanan Keagamaan Kemenag RI, Muharram Marzuki, mengatakan bahwa dakwah merupakan ruh Islam. Pada tahun politik seperti ini, pihaknya menghimbau agar para da`i tetap bisa menjaga diri.
“Hendaknya da`i dalam berdakwah dapat menyampaikan pesan-pesan keagamaan secara proporsional, sesuai dengan masyarakatnya, substansinya, dan waktunya, “ kata Marzuki.
Menaggapi isu pemisahan agama dengan politik, pihaknya tidak setuju dengan hal tersebut, “karena pasal pertama kita adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Sejalan dengan itu, Wasekjen MUI Bidang Dakwah dan Pengembangan Masyarakat, Tengku Zurkarnain, mengatakan, bahwa Islam mengatur manusia dari bangun tidur hingga tidur kembali.
“Islam mengatur segala hal, dari lahir hingga mati. Sehingga semua kehidupan ini tidak dapat dipisahkan dari Islam, “ ujar Ustadz Tengku. (Ichwan)