JAKARTA–Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma’ruf Amin, menyatakan tidak hanya perkembangan keuangan syariah yang harus dicapai, namun juga laju perekonomian syariah mesti pula didongkrak.
Dia menyebut dana menumpuk di sejumlah bank Tanah Air seyogianya juga menyasar sektor ekonomi secara keseluruhan bukan cuma membidik sektor keuangan. Hal ini semata untuk mengikis kesenjangan yang semakin menganga di tengah masyarakat.
“Saat Rapat Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) beberapa waktu lalu, arus baru ini, ekonomi ini harus ada yang pakai. Bank ada yang memakai dananya. Untuk itu tidak cukup pengembangan keuangan, perlu juga pengembangan ekonomi, ” ujar Kiai Ma’ruf di Gedung MUI, Jakarta Pusat, Selasa (6/2).
Dia mengklaim arus baru ekonomi Indonesia ini akan mampu menyerap dan mengalirkan dana-dana tersebut ke lapisan terbawah. Dengan begitu, maka dana yang selama ini mengembangkan sektor finansial, bisa juga memupus kemiskinan dan kesenjangan ekonomi.
“Arus baru menjadi gerakan bagaimana memaksimalkan dana-dana yang mengendap di bank, ” kata dia.
Sebelumnya, pada Senin (5/2) saat memimpin rapat pleno KNKS, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan anggota komite menyiapkan langkah pengembangan sektor keuangan dan ekonomi syariah.
“Kami sangat serius menggarap potensi ini. Saya melihat angka-angkanya menunjukkan peningkatan,” ujarnya di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat.
Dalam keterangannya, Jokowi menyebutkan aset perbankan syariah meningkat dari tahun ke tahun. Investasi pasar modal syariah juga semakin baik. Terbukti dengan posisi Indonesia sebagai negara terbesar penerbit sovereign sukuk.
Jokowi mengatakan, potensi Indonesia untuk terus berkembang sangat besar. Saat ini, Indonesia masuk lima besar dunia sebagai negara pengonsumsi produk obat dan kosmetika halal. Indonesia juga menduduki posisi lima dunia sebagai negara pembeli busana Muslim. Bahkan, Indonesia nomor satu dari sisi konsumsi makanan halal.
Dengan potensi sebesar itu, selaku Ketua KNKS, Jokowi berharap Indonesia tidak sekadar jadi sasaran pasar. “Kita harus menjadi penggerak utama ekonomi syariah,” tutur dia. (Azhar/Nashih)