Jakarta – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Dr KH Ma`ruf Amin, Sekretaris Jenderal Dr Anwar Abbas MM, M.Ag dan jajaran Dewan Pimpinan Harian MUI serukan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan di Aula Buya Hamka, Gedung MUI Pusat, Menteng, Jakarta Pusat.
Ajakan untuk menjaga dan memelihara kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat disampaikan pada Jum`at (22/12) dan tertuang dalam Tujuh Point Taushiyah Akhir Tahun 2017 M.
“Dalam menjaga dan memelihara hubungan yang baik antar umat beragama, MUI bersama Kapolri menghimbau dan melarang perusahaan untuk memaksa karyawan memekai atribut natal, ” kata Kiai Ma`ruf.
Selain itu, MUI juga menghimbau agar umat islam tidak boleh melakukan sweeping atau razia baik itu mengatasnamakan umat Islam atau organisasi tertentu saat menemukan kasus terkait.
“Seluruh umat Islam tidak boleh lagi sweeping dan razia, MUI wewenangnya memberikan fatwa, yang mengeksekusi pihak keamanan, Alhamdulillah tahun lalu sudah sangat kondusif, kita jaga dan pertahankan tahun ini. ” tambah Kiai Ma`ruf.
Untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, tambah Kiai Ma`ruf, MUI juga sudah mengembangkan ikatan persaudaraan bukan hanya antar ummat islam Ukhuwah Islamiyah, tetapi juga persaudaraan sesama masyarakat bangsa (ukhuwah wathoniyah) dan persaudaraan sesama umat manusia (ukhuwah insaniyah).
Point lain dalam Taushiyah Akhir Tahun 2017 MUI adalah MUI mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kemajuan ekonomi nasional dengan lebih produktif, menyambut gembira hasil voting dewan PBB yang mayoritas mendukung Palestina, dan mengedepankan akhlaqul karimah dan moralitas dalam menghadapi tahun politik 2018 mendatang. (Ichwan)