Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengakhiri rangkaian Forum Dialog Literasi Media yang kali ini bertema Taat Agama, Bergaul Harmonis, Sopan Berkomunikasi di Hotel Millenium, Jakarta, Kamis (30/11).
Acara yang telah berlangsung di lima belas kota ini dihadiri seratus peserta yang terdiri dari berbagai kalangan muda mulai dari pelajar, santri, mahasiswa, dan perwakilan ormas kepemudaan di Jabodetabek.
Dalam sambutannya, Dirjen Komunikasi dan Informasi Publik (KIP) Kominfo Niken Widiastuti menyampaikan, kegiatan ini merupakan kerjasama kementerian kominfo dengan MUI sebagai bentuk keprihatinan kondisi sosial politik di Indonesia beberapa tahun ini berkaitan dengan media sosial.
Menurutnya, media sosial mendapat limpahan informasi baik yang positif maupun negatif.
“Awalnya kita menanggapi adanya keprihatinan kondisi sosial politik di masyarakat beberapa tahun ini. Dinamikanya luar biasa karena banjir informasi di medsos, ” katanya.
Selain dengan MUI, guna mengelola banjir informasi di sosial media dan melawan konten negatif di dalamnya. Kominfo juga bekerjasama dengan lembaga agama seperti Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI), serta Parisada Hindu Dharma Indonesia.
Bersama MUI, Kominfo menyosialisasikan fatwa medsosiah yang telah dikeluarkan MUI pada bulan ramadhan tahun ini.
Niken juga menyampaikan fenomena pengguna medsos yang ada di Indonesia. Masyarakat yang biasanya bersikap sopan di dunia nyata, berubah menjadi tukang caci maki ketika di dunia maya.
“Dunia nyata tidak pararel di dunia maya. Di dunia nyata sopan, tetapi didunia maya caci maki fitnah dan provokasi seolah bebas muncul di layar gawai, ” katanya.
Niken berharap melalui kegiatan ini akan lahir konten medsos yang lebih positif dan menyejukkan sehingga memberikan optimisme di tengah masyarakat.
“Mari kita membuat konten positif, menyejukkan, mendamaikan dan memberikan rasa optimis dari masyarakat,” katanya.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ma’ruf Amin menyampaikan hal senada. Kondisi media sosial saat ini, ungkap Kiai Ma’ruf, sudah mengkhawatirkan dan potensial menimbulkan konflik.
“MUI sudah menganggap ini berlebihan dan berpotensi konflik berkepanjangan, ” ungkapnya.
Untuk itu, lanjut Kiai Ma’ruf, kemunculan fatwa medsosiah MUI menjadi penting di tengah situasi terkini.
“MUI mengeluarkan fatwa medsos supaya tidak ada kebohongan fitnah dan kebencian dan adu domba di situ.” pungkas Kiai Ma’ruf. (Azhar/Anam)