Wakil Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof. Ibnu Hamad membagikan cara efektif bijak menggunakan media sosial (medsos).
“Panduan qurani berkomunikasi di media sosial akan efektif menangkal berita hoax, ” katanya saat mengisi Forum Dialog Literasi Media “Bijak Bersosial Media” di Hotel Senyiur, Samarinda, Kalimantan Timur.
Menurutnya, Al-quran dalam beberapa ayatnya sudah menjelaskan dengan terang benderang bagaimana berkomunikasi efektif. Melalui ayat-ayat di dalamnya, Al-quran mengajarkan untuk berkomunikasi berbasis data yang jelas.
“Gunakan data bukan asumsi. Gunakan interpretasi bukan pembenaran. Tarik kesimpulan bukan evaluasi, ” tambahnya.
Ia mengistilahkan cara itu dengan science communication atau komunikasi dengan prinsip ilmiah. Istilah itu, imbuhnya, sudah dipraktekkan di dalam Al-quran.
“Al quran sudah terlebih dahulu menggunakan metode science communication, masyarakat ilmiah hendaknya berkomunikasi menggunakan prinsip ilmiah, ”
Sedangkan Pemimpin Redaksi Jaringan Pemberitaan Pemerintah Kementerian Komunikasi dan Informatika (JPP Kominfo) Dwitri Waluyo mengingatkan pengguna medsos menempatkan konten medsos sesuai tempatnya.
Ketidaktepatan penempatan seringkali menimbulkan masalah dan bahaya.
“Jaga privasi, jangan sampai wilayah privat untuk konsumsi publik, membuka peluang prnjahat, ” ucapnya.
Ia mengingatkan,isi medsos ditentukan penggunanya. Suasana medsos akan positif bila pengguna medsos juga menyebarkan konten positif. Untuk itu, ia meminta masyarakat memperbanyak konten positif dan dibutuhkan di masyarakat.
“Publik punya peran yang sangat besar untuk ikut mengisi informasi yang dibutuhkan masyarakat, ” tutupnya. (Azhar)