Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama organisasi masyarakat (ormas) Islam di Indonesia menggelar dialog dengan delegasi High Peace Council (HPC) Afghanistan Selasa (21/11) di Hotel Luwansa, Kuningan, Jakarta.
Dialog ini merupakan agenda lanjutan HPC setelah sebelumnya bertemu Presiden Joko Widodo di Bogor. HCP Afghanistan ingin ormas Islam di Indonesia membantu terjadinya perdamaian di Afghanistan melalui penanganan ekstremisme. Dari ormas Islam di Indonesia, HPC juga ingin belajar praktek perdamaian yang telah berjalan di Indonesia.
“Kami yakin dukungan dari MUI, NU, dan Muhammadiyah bisa menyediakan kesempatan baru untuk perdamaian di Afghanistan, ” ujar Mohammed Karim Khalili selaku ketua HPC saat memberi sambutan.
Karim menceritakan bahwa Republk Islam Afghanistan sendiri merupakan negara di asia selatan dengan 99% populasinya adalah muslim. Meski begitu, negara ini telah terlibat dalam perang berdarah sejak 40 tahun yang lalu. Korban berjatuhan dari sipil dan banyak penduduk kehilangan tempat tinggal.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua MUI KH. Ma’ruf Amin berhadap kunjungan ini mengeratkan persaudaraan antar umat Islam di Afghanistan.
“Kunjungan ini mudah-mudahan akan membawa hubungan yang lebih erat dan persaudaraan yang lebih kuat, dalam membantu masalah yang dihadapi khususnya hubungan antara umat islam dengan ulama-ulama di Afghanistan, ” kata KH. Ma’ruf Amin saat membuka acara.
Kiai Ma’ruf menambahkan, meskipun umat Islam di Indonesia memeiliki 60 organisasi, namun kondisinya sampai saat ini tetap sejuk dan damai. Perdamaian tersebut, tutur Kiai Ma’ruf, tidak lepas dari komitmen awal pembentukan bangsa. Umat Islam di awal kemerdekaan bisa menerima dasar negara yang ditetapkan di Indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945.
“Bagi kami negara Indonesia ini bukan negara Islam, tetapi negara kesepakatan, daarus shulhi dan daarul ‘ahdi. ” ucapnya. (Azhar/Anam)