BANJARMASIN— Penggunaan media sosial hendaknya dimanfaatkan untuk mendatangkan maslahat yang positif, baik untuk umat, bangsa, dan negara.
Pesan tersebut disampaikan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Kalimatan Selatan (Kalsel) KH Husin Naparin, Lc Ma saat memberikan sambutan keynote speaker dalam Forum Dialog Literasi Media dg tema ‘ Taat Beragama, Bergaul Harmonis, Sopan Berkomunikasi’, di Hotel Golden Tulip, Banjarmasin, Kalsel, Kamis (16/11/2017).
“Penggunaan media sosial harus dalam bingkai untuk kemanfaatan umat dan mengedepankan demi keutuhan bangsa,” kata dia sembari menyebutkan bingkai penggunaan medsos yang positif tersebut ditekankan dalam Fatwa MUI no 24 Tahun 2017 tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah di Medsos.
Dalam konteks inilah, menurut Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informasi Bidang Komunikasi dan Media Massa Drs Gun Gun Siswadi, MSi, ada beberapa fungsi medsos yang mesti diperhatikan para penggunanya. Fungsi tersebut yaitu mendidik, pencerahan bagi masyarakat, pemberdayaan pengguna, dan membangkitkan nasionalisme.
Dia menjelaskan ada banyak manfaat positif medsos antara lain penyampaian informasi, sebagai media silaturahim dan juga sebagai pendidikan atau edukasi, sebagai pembangun opini public, dan juga dapat memobilisasi publik.
Pada pengujung pidatonya, dia mengingatkan masyarakat agar tidak mudah menebarkan informasi tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu. “Informasi yang diterima harus disaring sebelum di-sharing,” kata dia.
Ketua Dewan Pertimbangan MUI Kalsel, Prof Kamrani Buseri, mengatakan banjir diinformasi yang ada di medsos menuntut seseorang bijak, selektif, dan cerdas. Ini penting agar terhindar dari ghibah, fitnah, dan terjebak pada informasi hoaks. “Bila kedewasaan semacam ini terbangun tentu akan tercipta masyarakat harmonis dan persaudaraan yang kental,” kata dia.
Kamrani juga mengingatkan mental radikalisme dan liberalisme bisa memengaruhi output para pengguna medsos. Karena itu, dia meminta agar isu-isu lokal di Banjarmasin hendaknya tetap memengaruhi atmosfer yang baik saling menghargai dan toleransi antar dan internal umat beragama.
Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat, KH Fais Syukron Ma’mun mengimbau perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi harus disikapi dengan hati-hati. Ini agar informasi yang keluar ke publik tetap lurus, baik, dan benar serta dalam waktu yang tepat. “Kemajuan teknologi harus digunakan secara arif,” kata dia.
Wakil Sekretaris Komisi Infokom MUI Pusat, Nashih Nashrullah, Lc MA menyampaikan saat ini dari 262 juta orang di Indonesia dengan pengguna medsos sangat tinggi yaitu 106 juta orang. “Apabila pengguna ini tidak disikapi secara baik maka akan berakibat kerusakan,” kata dia.
Dia menggarisbawahi, kurangnya kedewasaan bermedsos bisa menimpa siapa saja dengan latarbelakang apapun. Untuk itu sebagai seorang Muslim seyogianya dalam menggunakan medsos harus ada kesadaran bahwa setia orang memiliki potensi sebagai pribadi yang spesial.
Langkah berikutnya, kata dia, hendaknya memahami bahwa dalam menggunakan medsos bisa memicu dosa tak terbatas bila tidak selektif, karena akan timbul ghibah, fitnah dan ujaran kebencian.
“Selain itu kita harus mematuhi adab komunikasi dalam menyebar berita,” ujar dia.
Forum Literasi Medsos Kalsel hasil kerjasama MUI dan Kementerian Komunikasi dan Informasi ini dhidari 101 peserta. Mereka adalah perwakilan pemuda Muslim, mahasiswa, rahis, dan penyuluh agama. Dalam pertemuan ini muncul sejumlah usulan antara lain agar fatwa-fatwa MUI diserap sebagai hukum positif dan pentingnya penegasan peran orang tua di era keterbukaan informasi. (Iroh/Nashih)