Taiwan – Wakil Presiden Taiwan Chen Chien-jen menerima Ketua Majelis Ulama Indonesia, Prof Dr KH Ma`ruf Amin beserta rombongan di Istana Presiden Taipei, Selasa 17/10.
Dalam peretemuannya Kiai Maruf menekankan tentang layanan keagamaan bagi WNI di Taiwan yang jumlahnya ratusan ribu orang.
“Kami berharap pemerintah memiliki perhatian khusus bagi 5000 orang pelajar dan 256 ribu pekerja muslim di Taiwan seperti penyediaan makanan halal, penyediaan tempat ibadah di tempat umum, dan jaminan kesempatan beribadah bagi tenaga kerja.” katanya.
Lebih lanjut, Kiai Maruf juga menekankan pentingnya sertifikasi halal pada produk pangan.
“Dalam rangka menjamin penyedian makanan halal, kami sangat mendorong Taiwan membentuk Taiwan Halal Center sebagai wadah untuk melakukan pengujian dan sertifikasi halal.” tambah Kiai Ma`ruf.
Wapres Chien-jen menyambut baik terkait usualn yang diberikan Kiai Ma`ruf dan akan memberikan perhatian khusus terkait isu halal.
Sebelumnya, Senin (15/10) Kiai Ma`ruf menjadi keynote speaker dalam seminar yang diselenggarakan oleh Sinchung Halal for Taiwan bekerjasama dengan Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) tentang Prospek Produk Halal di Dunia di depan ratusan pelaku usaha Taiwan.
Seminar yang diadakan di Nangang Exhibition Center Taipei ini juga dihadiri oleh Direktur LPPOM-MUI Lukmanul Hakim, Ketua Komite Halal World Halal Food Council Asrorun Niam Sholeh, Direktur Indonesia Halal Watch Ihsan Abdullah, CEO Sinchung Halal for Taiwan Mrs Jill Ning, dan Wakil Presiden Ekskutif Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) Simong Wang.
Sekretaris Komisi Fatwa Asrorun Niam Sholeh, dalam seminar tersebut menjelaskan soal arti penting produk halal bagi umat Islam dan kebijakan Indonesia dalam jaminan produk halal.
“Halal, di samping untuk kepentingan perlindungan agama, juga akan membantu pelaku usaha. Indonesia adalah penduduk muslim terbesar di dunia. Lebih 230 juta pendudukan Indonesia adalah muslim. Dan setiap muslim hanya mengonsumsi yang halal. Dengan jaminan kehalalan, maka produk pangan dapat dikonsumsi muslim. Sebaliknya, tanpa jaminan kehalalan akan merugikan pelaku usaha juga” ujar Ketua Komite Halal dunia yg juga dosen pascasarjana UIN Jakarta ini.
Delegasi Indonesia pada Senin (15/10) juga melakukan pertemuan dengan mahasiswa Indonesia di kampus National Taiwan University of Sains and Technology (NTUST) Taipei. (Ichwan/ANS)