Ketika menjadi pembicara pada Halaqah dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Komisi Hukum dan Perundang-undangan Majelis Ulama Indonesia (Kumdang MUI), Kamis (12/10) di Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, Jenderal (Purn) Wiranto membahas mengenai kondisi hukum dan kemanan Indonesia terkini.
Menurutnya, tantangan keamanan dan hukum saat ini jauh lebih kompleks dibandingkan masa lampau.
“Kalau dulu yang diserang militer, sekarang multidimensi yang mengancam seluruh bagian diIndonesia mulai ekonomi, budaya, dan sebagainya, ” ucapnya.
Tidak hanya itu, di tengah berkembanganya tekhnologi yang kian pesat, Wiranto menyebut dominasi medsos juga tidak kalah menantang.
“Kita menghadapi fenomena baru yang luar biasa yakni dunia medsos, ” tambahnya.
Ia melanjutkan, dominasi media sosial sanggup memengaruhi hukum dan politik.
“Dominasi medsos bisa memengaruhi hukum dan politik, ” ungkapnya.
Pasalnya, kehadiran medsos yang menawarkan bersuara sebebas-bebasnya, justru kerap menghadirkan hal-hal negatif seperti ujaran kebencian, fitnah, hoax, dan sejenisnya.
“Terdapat instrumen yang menyuarakan sebebas-bebasnya, maka muncul hate speech, hoax, dan sejenisnya, ” katanya.
Meski begitu, Ia tetap bersyukur karena kehadiran MUI membantu kinerja kementeriannya.
“Saya bersyukur dengan adanya MUI sehingga tidak bekerja sendiran. Fatwanya linear dengan kebangsaan. Semoga terus sepert itu, ”
Dengan adanya Halaqah dan Rakernas ini, Wiranto berharap muncul saran mengenai penegakan hukum berjalan di Indonesia.
“Saya mohon agar dalam kesempatan yang sangat baik ini, bisa menghasilkan saran yang sangat positif mengenai bagaimana kita bisa menegakkan hukum di Indonesia, ” pungkasnya. (Azhar)