BANDUNG— Penyebaran isu-isu hoax yang bertebaran di jagad maya belakangan ini mulai dari Isu (Sunni-Syiah) di Aleppo Suriah, isu Pengiriman TNI ke Rohingnya, dan pro-kontra G30S/PKI baru-baru ini banyak mencatut nama tokoh agama.
Di hadapan ratusan peserta Forum Dialog dan Literasi Media hasil kerjasama Kementerian Komunikasi dan Informasi dan Majelis Ulama di Hotel Holiday Inn Bandung Sabtu (07/10/2017), Pendiri Media Kernel Indonesia, Ismail Fahmi, menjelaskan isu-isu tersebut memiliki rumah produksi yang sangat terstruktur dan sengaja dibuat dengan motif bisnis oleh oknum yang professional.
Dia mencontohkan saat mengetik ‘AA Gym’ di kolom pencarian facebook maka akan muncul lebih dari sepuluh fanspage yang mengatasnamakan AA Gym. Lanjutkan pula dengan mengetik beberapa nama tokoh agama antara lain Ustaz Yusuf Mansur atau Ustaz Arifin Ilham, akan muncul pula belasan fanspage serupa.
Namun, ungkap Ismail yang juga inisiator Digital Library Network pertama di Indonesia ini, anehnya beberapa fanspage tersebut memiliki berita yang sama dengan rentang waktu kurang dari enam menit berdasarkan data penyebaran informasi dari beberapa fanspage tersebut.
Dia mengatakan, dari penelusuran tersebut terungkap sumber pertama ada di fanspage mengatasnamakan Ustaz Yusuf Mansur, kemudian kurang dari enam menit, fanspage yang mengatasnamakan Aa Gym, Ustaz Arifin Ilham, Mama Dedeh, Umi Pipik pun menshare dari Fanspaga Ustaz Yusuf Mansur.
“Aneh bukan? Masa iya, saat AA Gym ceramah atau ustaz yang lain dalam kesibukannya sehari-hari enam menit kemudian secara spontan menshare hal yang sama,” kata dia yang disambut dengan decak kagum peserta. Ismail pun lantas berbagi kiat sederhana menyaring informasi di jagad maya.
Di antaranya adalah menggunakan pencarian Google Images, melihat domain situs berita, dan untuk fanspage pastikan ada tanda centang di sebelah nama atau foto.
Dia memberikan misal, untuk kasus Aleppo Suriah, pencarian Google Images bisa membantu karena banyak narasi berita yang tidak sesuai dengan gambarnya atau gambar lama dinarasikan dengan narasi baru. “Dan jangan lupa lihat juga domain situs tersebut, jika gratisan dan penuh iklan, dapat dikategorikan sebagai situs yang tidak dapat dipercaya,” papar dia.
Dengan mengangkat tagar #rukunbersosmed di jejaring twitter, Ismail berharap hasil dari workshop hari ini membuat sosial media lebih rukun dan bijak dalam menerima informasi.
Generasi milenial sangat berperan penting dalam hiruk-pikuk di medsos “Harapan saya adalah setelah selesai mengikuti workshop ini, kita bisa lebih bijak dalam menanggapi informasi,“ kata Ismail yang banyak bergelut aktif berkampanye sehat bermedia sosiali ini melalui Social Network Analysis yang diberi nama Drone Emprit.
Drone Emprit mulai dikembangkan Ismail pada 2009, semasa berkuliah di Universitas Gronigen, Belanda. Teknologi yang berbasis Artificial Intelligent (Machine Learning) dan Natural Language Processing (NLP) ini dapat mendeteksi seberapa besar popularitas sebuah isu yang ditebar ke media sosial dan dapat menelusuri dalang postingan tersebut.
“Dengan tools SNA ini, kita dapat memetakan isu yang sedang booming dan mengetahui siapa sumber dari isu tersebut,” katanya. (Ichwan/Nashih)