Forum Ukhuwwah Islamiyyah Majelis Ulama Indonesia mengusulkan agar Kongres Umat Islam Indonesia ke enam yang digelar di Yogyakarta 9-11 Februari nanti bisa menyepakati pembentukan Majelis Syura umat Islam.
“Saya sepakat dengan usulan pembentukan majelis syura sehingga nantinya bisa diterbitkan rekomendasi tertulis yang subtantif dan fundamental untuk merombak sistem, meskipun sebelumnya akan dibahas panitia penyelenggara Kongres,” kata Ketum MUI Prof.Dr. Din Syamsuddin dalam pertemuan pra KUII yang diikuti FUI-MUI di kantor MUI Jakarta, Jumat (30/1).
Usulan tersebut dikemukaan oleh Sekjen MUIMI KH Bakhtiar Nasir, dia mengakui bahwa kongres umat Islam masih baru pada titik kebersamaan, sehingga perlu diperkuat dengan pembentukan Majelis Syuro, karena kelemahan umat Islam di Indonesia saat ini karena tidak adanya Majelis Syuro yang dipatuhi oleh semua umat Islam, pembentukan majelis syura juga untuk menghindari pengambilan keputusan secara liar.
Perwakilan PUI mengusulkan agar KUII dapat menelorkan subtansi untuk mengangkat derajat umat Islam, termasuk juga membahas penurunan kepercayaan umat Islam terhadap ulama. Untuk itu perlu dibentuk majelis syura yang bisa menjadi rujukan semuanya. Dia mengakui, selama ini MUI sudah menjadi rujukan namun sifatnya parsial.
Sementara itu, Anggota DPD RI AM Fatwa mendukung agar kongres kali ini tidak ditunggangi oleh pemerintah, meskipun dari sejarahnya yang membentuk MUI adalah pemerintah namun jiwa MUI adalah mengakomodasi umat Islam dalam menempuh Islah setelah masyumi dibubarkan.
Ketum MUI Din Syamsuddin menyoroti adanya pergeseran lanskap budaya baik tingkat pusat maupun daerah, menurutnya dahulu banyak lanskap kebudayaan bercirikan Islam di zaman kesuktanan, seperti adanya alun-alun, pasar dan masjid. “Lanskap itu tergilas oleh liberalisasi ekonom maupun budaya, kalau tidak diperhatikan lanskap itu akan menjadi kenangan saja. Oleh karena itu, KUII nanti akan mengundang sejumlah kesultanan di tanah air,” katanya.
Din Syamsuddin juga menjelaskan, undangan untuk ormas Islam dibatasi hanya kepada mereka yang emmiliki kepengurusan di tingkat pusat dan memiliki sebaran cabang di daerah-daerah, selain itu MUI Provinsi dan sejumlah MUI Kabupaten/Kota akan turut diundang, termasuk utusan pesantren dan perguruan tinggi.
Wapres Jusuf kalla dijadwalkan akan membuka KUII dan ditutup oleh Presiden Joko Widodo, sejumlah lembaga tinggi negara dan kementerian, Sultan Yogyakarta Hamengku Buwono X dijadwalkan hadir pada acara pembukaan.