Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali menggelar pertemuan dengan pimpinan ormas-ormas Islam dalam Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) di Kantor Pusat MUI di Jalan Proklamasi No. 51, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (07/04/2015). Sejumlah isu dalam dan luar negeri dibahas dalam pertemuan ini.
Di jumpa pers seusai pertemuan itu, Ketua Bidang Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri KH Muhyidin Junaidi menjelaskan, para pimpinan ormas Islam sepakat untuk bersikap netral terkait konflik yang sedang terjadi di Yaman, dan menghimbau kepada pihak-pihak yang bertikai untuk menyelesaikan masalah dengan damai.
“MUI sebagai civil society bersikap netral, tidak berpihak kepada pihak yang bertikai,” tegas Muhyidin. Pihaknya menghimbau kepada pihak-pihak yang bertikai untuk duduk bersama menyelesaikan persoalan secara damai dengan mengedepankan musyawarah dan dialog.
Peperangan itu, katanya, justru menyebabkan berbagai dampak negatif baik moril maupun materiil. MUI sebagai ormas yang tidak masuk pada ranah politik menghimbau kepada pihak-pihak yang bertikai untuk berdamai sehingga tidak merugikan Umat Islam dan tidak merusak nama Islam di mata dunia internasional.
Selain itu MUI juga mengharapkan agar masyarakat Indonesia tidak terprovokasi kelompok tertentu yang ingin mengeksploitasi pergolakan di Timur Tengah untuk menciptakan konflik horizontal dengan mengangkat isu-isu sektarianisme. “Yang paling mudah adalah perang antara mazhab,” lanjut Kyai Muhyidin.
Kepada pemerintah Indonesia, MUI meminta agar berperan aktif sesuai dengan kebijakan luar negeri yang bebas-aktif. “Saatnya Indonesia yang masyarakatnya mayoritas Muslim terbesar di atas pemukaan bumi ini menjadi juru damai. Inilah momentum terbaik bagi kita, karena kita memang sudah memiliki modal dasar dan kita sudah berhasil untuk mendamaikan beberapa pihak yang bertikai di negara ini,” tuturnya.