Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin tak hanya melangsungkan Isra Miraj di Istana bersama Presiden Jakowi, tapi juga di Lapangan Monas Jakarta, bersama Majelis Nurul Musthofa pimpinan al-Habib Hasan bin Ja’far Assegaf, Jum’at (15/5). Sekitar 30-an ribu lebih umat Islam hadir dalam acara yang disebut Malam Cinta Rosul itu.
Dalam tausiyahnya, Menag mengingatkan kembali tentang hakekat perjalanan Isra’ Mi’raj Rasulullah Muhammad Saw dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsha (Palestina), untuk kemudian menuju Sidratul Muntaha’.
“Ada dua etape dalam perjalanan Baginda Nabi Saw, yakni horizontal dan vertikal. Di mana, hal ini seakan diperkuat dengan ajaran untuk menegakkan shalat,” jelasnya.
“Shalat tidak sekedar dikerjakan maupun ditunaikan, tetapi ditegakkan. Ada dua dimensi dalam shalat, yakni hablu minallah, sebagai bentuk tunduk dan pasrah kepada Allah Swt, dan yang kedua adalah hablu min ‘alam, sebagai tanggung jawab kita sebagai khalifah atau pengelola muka bumi ini,” kata Menag
Menag mengupas sedikit Surat al-Ma’un yang menerangkan tentang sia-sianya, bahkan celaka, bagi muslim yang shalat, namun tidak serius, main-main dan bahkan riya’ atau yang tidak menyantuni orang-orang sekitar yang membutuhkan.
“Jadi shalat tidak sekedar khusuk, namun lebih dari itu, seorang muslim harus mampu menjalankan peran sosial. Di sini lah hebat dan uniknya Islam, selain selalu mengkaitkan antara ketertundukan kepada Allah Swt, juga sebagai jalan untuk saling membantu dengan sesamanya,” urai Menag.
Menag memberikan apresiasi atas Maulidan ini, karena mampu meminimalisir berbagai larangan Allah dan menambah untuk menjalankan perintah-Nya.
“Mengkumandangkan shalawat, adalah warisan para leluhur yang harus kita jaga, pelihara dan teruskan. Semoga, amaliyah-amaliyah baik kita ini diridhai Allah Swt,” doa Menag.
Sementara itu, al-Habib Hasan bin Ja’far Assegaf berdoa semoga Menag LHS panjang umur, sehat, sentosa dan mbarokahi.