JAKARTA— Berbicara mengenai cucu Rasulullah SAW, yang pertama tebersit di hati kita biasanya hanya cucu laki-lakinya. Itupun Sayyidina Hasan dan Husain saja. Padahal Rasulullah SAW memiliki tujuh orang cucu, di antaranya empat orang cucu laki-laki dan tiga orang cucu perempuan.
Salah satu cucu perempuan yang amat disayangi Nabi ialah sayyidah Umamah. Nama lengkapnya Umamah binti Abul ‘Ash bin Rabii’ bin Abdu al-Uzza bin Abdu asy-Syams bin Abdu Manaf bin Qushay. Ibunya adalah Zainab binti Rasulullah SAW. Umamah merupakan cucu perempuan pertama Rasulullah.
Diceritakan dalam satu riwayat, saking sayangnya Rasulullah SAW kepadanya, Umamah kecil sering dibawa Rasululullah shalat berjamaah. Bahkan ketika shalat, Nabi menggendongnya dan meletakkannya saat rukuk dan sujud. (Ibn al-Atsiir, Asad al-Ghabah, juz 7, hal 20)
Dalam riwayat lain, dikisahkan Rasulullah mendapatkan hadiah berupa perhiasan kalung. Rasul bersabda, “Sungguh aku akan menyerahkan hadiah ini kepada anggota keluarga yang paling aku sayangi”. Kemudian, istri-istri Nabi menyangka orang tersebut adalah Aisyah, istri Rasulullah. Ternyata Nabi memanggil Umamah, dan mengalungkan perhiasan tersebut ke lehernya. (Ibn Abd al-Barr, al-Istii’aab fi Ma’rifah al-Ashaab, juz 4, hal. 1789)
Lalu dalam riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad bin Hanbal, Rasul pernah menghadiahkan cincin emas pemberian Raja Najasyi kepada Umamah.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَدِمَتْ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِلْيَةٌ مِنْ عِنْدِ النَّجَاشِيِّ أَهْدَاهَا لَهُ فِيهَا خَاتَمٌ مِنْ ذَهَبٍ فِييهِ فَصٌّ حَبَشِيٌّ قَالَتْ فَأَخَذَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعُودٍ مُعْرِضًا عَنْهُ أَوْ بِبَعْضِ أَصَابِعِهِ ثُمَّ دَعَا أُمَامَةَ ابْنَةَ أَبِي الْعَاصِ ابْنَةَ ابْنَتِهِ زَيْنَبَ فَقَالَ: “تَحَلَّيْ بِهَذَا يَا بُنَيَّةُ”.
Dari ‘Aisyah radhiallahu’anha ia berkata, “Nabi SAW mendapat kiriman perhiasan dari Raja Najasyi sebagai hadiah. Di antara perhiasan tersebut terdapat sebuah cincin emas yang mata cincinnya dari Habasyah. ‘Aisyah berkata, “Rasulullah SAW lalu mengambilnya dengan sebatang kayu, atau sebagian jarinya karena tidak suka (sebab emas hanya diperbolehkan untuk perempuan). Beliau kemudian memanggil Umamah binti Abu Al Ash, anak perempuan dari putrinya Zainab, seraya bersabda, “Berhiaslah dengan ini wahai gadis kecilku.” (HR Abu Dawud no 3697, Ibnu Majah no 3634, dan Ahmad no 23734)
Uniknya, perlakuan Rasulullah SAW kepada cucunya ini sebenarnya terkesan tidak lazim pada masyarakat Arab waktu itu. Karena hubungan kakek dan cucu kala itu biasanya kaku dan keras. Ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW telah memberikan teladan kepada kita bagaimana memperlakukan cucu dengan baik dan penuh kasih sayang.
Menginjak remaja, Umamah dinikahi oleh Ali bin Abi Thalib setelah wafatnya Sayyidah Fatimah al-Zahrah. Fatimah sendiri yang memberi wasiat kepada Ali agar sepeninggalnya ia menikahi keponakannya, Umamah. Akan tetapi dari pernikahannya tersebut, Umamah tidak mempunyai keturunan.
Saat Ali terluka dan mendekati waktu wafatnya, Ali berwasiat kepada Mughirah bin Naufal agar menikahi Umamah sepeninggalnya. Akhirnya setelah Ali wafat dan masa ‘iddah Umamah telah habis, ia dinikahi Mughirah bin Naufal.
Ia mempunyai seorang anak dari pernikahannya dengan Mughirah yang diberi nama Yahya. Umamah wafat setelah melahirkan anaknya Yahya, tepat di masa kekhalifahan Mu’awiyah bin Abu Sufyan. (Ibn al-Atsiir, Asad al-Ghabah, juz 7, hal 20)
Itulah kisah dan biografi Umamah binti Abu al-Ash, cucu perempuan kesayangan Rasulullah SAW. (Shafira Amalia, ed: Nashih).