Surabaya kini menjadi ruan rumah penyelenggaraan Muasyawarah Nasional (Munas) IX MUI. Sekitar 550 ulama dari seluruh Indonesia berkumpul di kota Pahlawan ini. Berikut catatan S. Sinansari ecip tentang kecantikan kota Surabaya:
Surabaya mengalami perubahan dua kali. Pertama setelah PON sebelum 1970. Pembangunan fisik digalakkan. Lalu-lintas diatur meski harus jalan melingkar karena banyak jalanan satu arah.
Kebersihan kota diperhatikan. “Pasukan kuning” berada di mana-mana pada pagi Subuh. Mereka yang berseragam kuning ini menyergap sampah-sampah yang berada di pinggir jalanan. Debu tidak mengganggu anak-anak yang pergi ke sekolah dan orang-orang yang berangkat kerja.
Sekarang Surabaya sebagai kota pertama bertambah cantik. Taman-taman ada di mana-mana. Tanaman hias aneka ragam, segar, dan bersih. Sungai-sungai juga bersih, tidak seperti Ciliwung yang jadi keranjang sampah.
Itu semua karena peran penting walikotanya. Sebelum jadi walikota, Risma adalah kepala dinas kebersihan dan pertamanan. (Sse)