JAKARTA – Menghadap tahun politik jelang pemilihan umum (Pemilu) 14 Februari 2024 mendatang, Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Ahmad Zubaidi menyampaikan para dai harus mengambil peran untuk mewujudkan Pemilu damai.
Hal ini disampaikannya dalam kegiatan Silaturahmi dan Halaqah Dakwah yang bertajuk “Urgensi Dai dan Dewan Kemakmuran Masjid dalam Menjaga Ukhuwah di Tahun Politik”. Kegiatan tersebut berlangsung di kantor Walikota Jakarta Pusat, Senin (19/6/2023).
“Para ulama, Dai, dan Masjid merupakan komponen yang mampu mendorong adanya pemilu damai. Langkah ini sebagai antisipasi adanya perpecahan di masyarakat,” kata dia.
Kiai Zubaidi menuturkan, pemilu sebelumnya merupakan pelajaran dalam membaca hajatan demokrasi mendatang. Sebab, perpecahan yang lahir dari perbedaan suara kian berlarut-larut dan sesekali masih terasa hingga sekarang.
Selain mendorong adanya kontribusi para Dai, Kiai Zubaidi juga mengingatkan tentang strategi dakwah yang bisa digunakan. Strategi inilah yang disebut dengan dakwah wasathiyah.
Sesuai dengan namanya, strategi ini berorientasi pada jalan tengah dalam menghadapi suatu persoalan. Langkah tersebut pula yang nantinya mampu menjadi perekat bagi hubungan masyarakat.
“Kalau dakwah ingin efektif para Dai dan masjid harus saling berkolaborasi. Jangan sampai keduanya jalan masing-masing tanpa adanya sinergi,” katanya.
Selain itu, Ketua Komisi Dakwah MUI ini juga mengingatkan bahwa perlunya kesiapan yang matang dalam ranah managemen dakwah. Sebab dari sinilah para Dai dan pihak masjid akan mampu bersinergi dengan maksimal dan terarah.
“Strategi Islam Wasathi harus kita galakkan dan kawal bersama. Upaya ini untuk mewujudkan cita-cita pemilu damai bagi bangsa ini,” tandasnya.
(Isyatami Aulia/Angga)