JAKARTA— Pegawai Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengikuti Pelatihan Capacity Building Staf MUI yang digelar Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BPET) MUI bersama Dewan Pembina Kepegawaian MUI di Gedung MUI, Jl Proklamasi 51, Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2023).
Bimbingan teknis ini mengangkat tema “Meningkatkan Kesadaraan Kemananan Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia”.
Melihat tragedi penembakan MUI beberapa waktu lalu Ketua BPET, Muhammad Syauqillah, menjelaskan perlunya pelatihan ini dilakukan sebagai sensitivitas kepada pegawai MUI terhadap hal yang mengancam dan membahayakan.
“Pelatihan ini kami coba dorong dari peristiwa yang belum lama terjadi Kantor kita MUI yang seharusnya itu mungkin tidak sampai terjadi,” katanya.
Memang, dia melanjutkan, ada hal hal yang perlu kita perbaiki ke depan berkenaan dengan. Fasilitas infrastruktur dan suprastruktur yang kita miliki.
Hal ini karena sebelum meningkat pada infrastruktur, tapi dari sisi pendukung staf ini perlu ditingkatkan awareness nya terhadap apa yang menjadi ancaman.
“Karena ancaman sekecil apapun perlu kita sikapi. Karena kalau tidak kita sikapi, itu akan bisa saja menggelembung lalu kemudian membesar. Seperti yang kita saksikan beberapa waktu yang lalu, terlepas motifnya apa pun lainnya,” ungkapnya.
Selain itu, Wakil Sekjen MUI, KH Arif Fahrudin, menyampaikan pentingnya pegawai memiliki sense of secure dan sense of safety.
“Jadi yang jadi security walaupun hanya beberapa tapi sesungguhnya semuanya pegawai itu juga menjadi security di MUI ada kesadaran itu menjaga MUI tentunya menjaga ulama yang ada di dalamnya,” katanya.
Walaupun sudah dibagi bagi bagian masing masing, namun dirinya berharap semua karyawan memiliki sense of secure dan sense of safety.
Selain memiliki kesadaran dalam scure and safety tentunya harus memiliki dasar keterampilan tersebut.
“Tentunya membutuhkan ilmu. Kami sangat gembira inisiasi pelatihan ini,”katanya lagi
Kai Fahrudin menegaskan, MUI pusat menjadi etalase, menjadi mirror menjadi cermin bagi kantor lain dan kantor MUI se-Indonesia.
“Ulama menjadi etalase ya bagaimana keamanananya, bagaimana keselamatan ulama, kiai ustadz itulah yang jadi garda terdepan, bagaimana kita menjaga keamanan dan keselamatannya,” tutur dia. (Junaidi, ed: Nashih)