Jakarta – Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (PRK-MUI) mengadakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bertemakan Penguatan Ketahanan Keluarga Dalam Upaya Pencegahan Konflik Sosial Untuk Membangun Ketahanan Nasional di Grand Alia, Cikini, Jakarta Pusat.
Hadir dalam pembukaan Rakornas yang berlangsung dua hari ini, Prof. Dr. Amany Lubis, Ketua MUI Bidang PRK, Prof. Dr. Huzaemah Tahido, Ketua MUI Bidang Fatwa, Prof. Mas’ud Said, Staf Ahli Menteri Sosial dan H. Zainut Tauhid Sa’adi, Wakil Ketua Umum MUI.
Acara yang juga dihadiri oleh perwakilan Komisi PRK dari 25 Provinsi ini menjadikan Pencegahan Konflik Sosial di keluarga sebagai fokus utama Rakornas perdana yang berlangsung 17-18 Mei 2017 ini.
“Program kerja Komisi PRK dalam Rakornasi ini mendukung transformasi nilai akhlak dalam segenap sendi dan bidang di masyarakat” kata Prof Amany.
Selain itu, sosialiasis dan diskusi ketahanan keluarga dalam prinsip hukum Islam dan penguatan lembaga perkawinan agar religius dan berkeadaban juga menjadi pokok pembahasan dalam Rakornas ini.
Zainut Tauhid memberi contoh kasus perceraian sebagai model konflik sosial sederhana namun berdampak pada ketahanan nasional. “Perceraian ini adalah contoh konflik sosial yang sederhana namun berefek besar pada ketahanan nasional, dan kasus ini terus meningkat setiap tahunnya, 20 tahun yang lalu sekitar 7.5 %, lima tahun kemudian naik menjadi 12.5 % dan meningkat menjadi 22% pada 5 tahun terakhir” ungkap Zainut.
Pentingnya upaya pencegahan konflik social, khususnya pada tingkat keluarga, menurut Zainut, perlu mendapat perhatian khusus, terutama terait peran seorang ibu. “Masyarakat terkecil adalah keluarga, jika keluarga sholeh maka sholeh pula masyarakatnya, dan jika masyarakatnya baik, baik pula negaranya, dan inti utama adalah ibu, al-ummu madrasatul uula” kata Zainut.
Selain isu perceraian dan peran ibu, papar Zainut, isu lain yang menjadi catatan adalah kasus narkoba. Pada tahun 2015 sebanyak 5.127 orang terkena narkoba.
“MUI mengambil bagian dengan membentuk Ganas Annar (Gerakan Nasional Anti Narkoba),” ujar Zainut.
Staf Ahli Menteri Sosial, Prof M. Mas`ud Said, mengatakan, tema tentang ketahanan sosial sangat tepat. “Sesuai data Lembaga Ketahanan Nasional, ada dua kategori yang masih lampu kuning hampir merah, yaitu kategori ideologi kebangsaan dan ketahanan sosial,” ujar Mas`ud.
Di akhir sambutannya, Mas`ud mengatakan, peran perempuan di negera ini makin besar. Buktinya, ada 8 menteri wanita dari 34 menteri. “Di antaranya adalah Ibu Khofifa, Menteri Sosial kita, yang pada tahun ini sudah melakukan asistensi kepada 4 juta keluarga,” tambah Mas`ud. (Ichwan/Din)