JAKARTA — Majelis Ulama Indonesia bersama Bank Syariah Indonesia (BSI) dan dua Pesantren, yaitu Pesantren Al-Washiyyah dan Yayasan Tahfidz Turkey Sulaimaniyah menggelar Training Intensif Calon Khatib Muda Indonesia (TICKMI) I pada 12-13 Mei 2023.
Ketua Panitia sekaligus inisiator Pelatihan Calon Khatib Muda, KH Mohamad Hidayat, mengatakan pelatihan ini penting dan diperlukan sebab Indonesia masih sangat kekurangan khatib. “Indonesia sebetulnya sangat kekurangan khatib,” ujarnya dalam sambutan Pembukaan Training Intensif Calon Khatib Muda Indonesia I, di Hotel Gren Alia Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (12/5/2023).
Menurutnya, jangankan Indonesia, Jakarta saja masih sangat kekurangan khatib yang kompeten. Kiai Hidayat lebih lanjut memaparkan data Statistik Dewan Masjid Indonesia pada 2021 yang menyebutkan jumlah masjid di Jakarta ada sekitar 3412 masjid.
Jumlah ini belum ditambah perkantoran yang menyelenggarakan shalat Jumat, menurut data tidak kurang dari 4444 tempat.
“Maka sejumlah khatib itu harus siap ada di mimbarnya masing-masing. Bahkan sekaligus juga nanti akan memimpin, menjadi imam shalat sehingga memang ini menjadi persoalan besar,” paparnya yang juga seorang Pimpinan Yayasan Al-Washiyyah.
Selain bermasalah dari sisi kuantitas, lanjutnya, sisi fit and proper (kemampuan dan kelayakan) khatib saat ini, beberapa mungkin ada persoalan.
“Karena disinyalir ada beberapa khatib yang sebetulnya belum pas dan belum layak menjadi seorang khatib, baik khatib shalat Jumat, khatib Idul Fitri, Idul Adha dan beberapa ibadah lainnya,” kata dia.
Dalam acara pembukaan TICKMI I yang mengusung tema “Menjadikan Indonesia Bermoral Melalui Khatib yang Kompeten dan Profesional” ini, juga hadir Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH. Cholil Nafis, Komisaris Utama Bank Syariah Indonesia, Ir Adiwarman Azwar Karim, Pimpinan PP Sulaimaniyah UICCI, Dr Hakan Soydemir, Shad Network (SNW), dan tentunya 40 peserta calon khatib muda terpilih.
Program pelatihan ini dibuka dan diresmikan Ir Adiwarman Azwar Karim selaku Komisaris Utama Bank Syariah Indonesia (BSI). Dalam sambutannya, Adiwarman menyampaikan bahwa acara pelatihan ini bukan yang pertama dan terakhir, melainkan akan terus berlanjut angkatan II, III dan seterusnya, di kota-kota lainnya di seluruh Indonesia.
“Jadi artinya sahabat-sahabat sekalian, kalian harus bangga karena kalian menjadi yang paling seniornya, pioneernya, yang maju ke depan bawa obor diikuti oleh angkatan-angkatan lainnya,” kata dia kepada para peserta TICKMI I. (Shafira Amalia, ed: Nashih)