JAKARTA – Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Perempuan, Remaja, dan Keluarga (MUI-PRK), Prof Amany Lubis menyebut upaya mensejahterakan lansia menjadi kunci meraih keberkahan hidup.
Hal ini disampaikannya dalam Workshop Pesantren Lansia yang bertajuk “Keselamatan dan Kesehatan Lansia” yang digelar Komisi PRK MUI di Jakarta, Rabu (12/4/2023).
“Dalam hadits, Rasulullah SAW banyak mengabarkan pentingnya berbuat baik kepada orang tua. Orang tua di sini adalah lansia yang termasuk di dalamnya memiliki hubungan kekerabatan maupun tidak,” kata Prof Amany.
Prof Amany menyatakan, bukan tanpa sebab perintah untuk berbuat baik kepada orang tua. Hal tersebut menunjukkan pengagungan bagi siapa saja yang mampu menunjukkan akhlak yang baik mana kala berhadapan dengan orang tua.
Dia juga menegaskan, lansia harus dianggap ada kehadirannya di tengah tatanan sosial masyarakat.
“Salah kaprah kalau disampaikan bahwa lansia itu tidak ada gunanya lagi bagi masyarakat. Ini yang salah, bahkan hal tersebut bertolak belakang dengan nilai kemanusiaan,” katanya.
Selain itu, Prof Amany mengingatkan bahwa tugas mensejahterakan para lansia tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata.
Sebab, masyarakat baik secara individu maupun kelompok memikul tugas yang sama pula.
“Saya kira perlu saling menguatkan dalam konteks ini. Kita berkewajiban memperhatikan orang tua sebagai landasan agama yang menjadi motivasi bagi MUI menggalakkan program ini bersama Rumah Zakat,” bebernya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan tujuan MUI membentuk Pesantren Lansia adalah upaya memberikan kesejahteraan lahir, batin serta kesehatan mental.
Tujuan ini yang nantinya dapat menyediakan tempat yang nyaman bagi lansia agar merasa bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.
Dalam kesempatan ini, digelar penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara MUI dan Rumah Zakat untuk pemberdayaan lansia
(Isyatami Aulia)