Sejak masa Rasulullah SAW, Syaban seolah tidak terlalu dihiraukan. Maklum, Syaban ini berada di antara Rajab dan Ramadhan.
Mungkin, kebanyakan orang terlalu antusias menyambut kedua bulan itu sehingga sedikit melupakan Syaban. Padahal, Syaban ini dapat kita hidupkan dengan beberapa amalan mulia sehingga kita tidak termasuk orang yang melalaikan Syaban.
أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ حَدَّثَنَا ثَابِتُ بْنُ قَيْسٍ أَبُو الْغُصْنِ شَيْخٌ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Telah mengabari kami Amr bin Ali, dari Abdurrahman, ia berkata: Telah mengisahi kami Tsabit bin Qais Abu Ghusn, seorang syekh dari penduduk Madinah, dia berkata, “Telah mengisahiku Said al-Maqburi, dia berkata, “Telah mengisahiku Usamah bin Zaid, dia berkata, “Aku berkata, “Wahai Rasulullah! Aku tidak melihatmu berpuasa sebulan dari bulan lainnya sebagaimana engkau berpuasa Sya’ban.” Beliau bersabda, “Itu adalah bulan yang dilalaikan manusia di antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan yang di dalamnya amal perbuatan diangkat kepada Rabb Semesta Alam. Oleh karena itu aku senang amal perbuatanku diangkat sementara aku berpuasa.” (HR Nasai no 2317)
Pertanyaannya, mengapa orang-orang seolah tidak peduli dengan bulan Syaban? Ibn Rajab dalam karyanya Lathaiful Ma’arif menjelaskan bahwa Syaban diapit dua bulan agung, yaitu Rajab dan Ramadhan. Orang-orang terlalu hanyut dalam euforia di dua bulan itu, padahal bulan Syaban sangat penting terutama untuk menyambut bulan suci Ramadhan. (Lihat: Ibn Rajab, Lathaiful Ma’arif, hlm 130)
Masih menurut Ibn Rajab, Syaban ibarat pendahuluan Ramadhan. Sebab itu, semua amalan yang hendaknya diperbanyak pada Ramadhan, itu juga hendaknya diperbanyak pada Syaban. Ibn Rajab mengatakan:
ولَمَّا كان شعبان كالمقدِّمة لرمضان، فإنه يكون فيه شيءٌ ممَّا يكون في رمضان من الصيام، وقراءة القرآن، والصَّدقة
“Bulan Rajab ibarat pendahuluan Ramadhan, sebab itu amalan seperti puasa, memperbanyak membaca Alquran dan bersedekah yang dianjurkan pada Ramadhan, itu juga hendaknya diperbanyak pada Syaban.” (Ibn Rajab, Lathaiful Ma’arif, hlm 135).
Jadi, setidak ada tiga amalan yang hendaknya kita perbanyak demi menghidupkan bulan Syaban. Yaitu berpuasa, memperbanyak membaca Alquran dan bersedekah.
Hikmah dari menghidupkan bulan Syaban dengan memperbanyak tiga amalan tadi adalah ajang latihan bagi diri sebelum benar-benar memasuki bulan Ramadhan sehingga ketika diri kita ini memasuki bulan Ramadhan, kita sudah terbiasa berpuasa serta memperbanyak ibadah, terutama membaca Alquran dan bersedekah.
Hikmah lainnya ketika kita menghidupkan Syaban dengan tiga amalan tadi, kita tidak termasuk kebanyakan orang yang lalai pada Syaban seperti sabda Rasulullah SAW. Wallahu A’lam. (Ilham Fikri, ed: Nashih)