JAKARTA – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, KH Marsudi Syuhud mendorong untuk meramaikan Ramadan dengan siaran media yang positif.
Hal ini disampaikannya dalam acara Halaqah Siaran Ramadan 1444 H/2023 M yang digelar Komisi Infokom MUI, bertajuk “Menjaga Kemuliaan Ramadan Melalui Kualitas Program Lembaga Penyiaran”, dikutip dari Youtube TVMUI, Selasa (7/3/2023).
“Siaran yang baik, lahir dari wartawan yang bertanggung jawab. Menjelang Ramadan ini, mari kita semarakkan media dengan informasi yang mampu menyatukan umat,” ajak Kiai Marsudi, Senin (6/3/2023).
Waketum MUI menjelaskan terciptanya ruang informasi yang nyaman dan aman bagi masyarakat, ditentukan oleh para wartawan dan awak media lain di dalamnya.
Oleh karena itu, ia menganjurkan bagi para aktivis media ketika menyiarkan berita maupun memproduksi konten berpegang pada surah An-Nisa ayat 114, yang penggalannya berbunyi:
…. لَا خَيْرَ فِيْ كَثِيْرٍ مِّنْ نَّجْوٰىهُمْ اِلَّا مَنْ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوْ مَعْرُوْفٍ اَوْ اِصْلَاحٍۢ بَيْنَ النَّاسِۗ
“Tidak ada kebaikan pada banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali (pada pembicaraan rahasia) orang yang menyuruh bersedekah, (berbuat) kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. …”
“Ketika kita berorganisasi dan berkumpul tidak ada kebaikan, kecuali orang-orang di dalamnya mau memerintahkan untuk shodaqoh. Bukan sekadar harta yang disumbangkan, namun juga ilmu dan pikiran-pikiran yang membangun,” jelasnya.
Menurut Kiai Marsudi, prinsip tersebut yang harus menjadi aturan main dalam produksi siaran, khususnya selama Ramadan. Sebab, bukan hanya saling menghormati yang menjalankan ibadah puasa ataupun sebaliknya, akan tetapi utamanya adalah mampu menciptakan ruang damai untuk keduanya.
Hal ini dikarenakan, Indonesia terdiri dari masyarakat multikultural. Meskipun Ramadan merupakan momen yang disakralkan umat Islam, akan tetapi jangan sampai menimbulkan perpecahan yang ditimbul dari rasa ingin dihormati selama berlangsungnya ibadah puasa.
“Yang berpuasa harus menghormati yang tidak berpuasa, begitu pula sebaliknya. Media mempunyai kekuatan untuk menciptakan ruang aman agar masyarakat mampu mempererat persatuan dan selama Ramadan,” tegasnya.
Waketum MUI berharap, lembaga penyiaran mampu berkolaborasi dengan MUI untuk menyaring isi siaran Ramadan yang berkualitas. Sehingga siaran konten yang diproduksi dapat menayangkan program yang sarat akan edukasi dan dakwah, khususnya bagi umat Muslim.
Di samping itu, dia juga mengimbau antara lembaga penyiaran dan MUI mampu menjaga independensi dalam penayangan program siaran Ramadan. Tayangan yang tidak berpihak pada satu kekuatan dan juga pihak-pihak politik tertentu.
(Isyatami Aulia/Fakh)