JAKARTA – Wakil Sekretaris Jendral Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Perempuan, Remaja, dan Keluarga (PRK), Badriyah Fayumi, menyampaikan ilmu merupakan pondasi utama dalam membangun sikap bijak dalam hidup di dunia maya.
Hal ini disampaikannya dalam Workshop dan Focus Group Discussion (FGD) Bijak Menggunakan Gadget yang diselenggarakan olen Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga (KPRK) Majelis Ulama Indonesia (MUI), di Aula Buya Hamka Kantor MUI, Jakarta, Senin (13/02/2023).
“Dalam perspektif Islam, ilmu yang dimaksud di sini adalah ilmu dari Allah SWT. Oleh karena itu, hikmah dan kebijaksanaan lahir dari ilmu yang bersumber dari-Nya, bukan dari yang lain,” jelas Nyai Badriyah Fayumi.
Hidup di dunia maya, tegas dia, sama seperti dengan hidup di dunia nyata. Keseluruhannya harus dilandaskan dengan rasa tanggung jawab dan moralitas.
Jangan sampai karena menganggap interaksi di dunia maya sekadar berhadapan dengan teknologi, menjadikan setiap orang berlaku sesuka hati.
“Padahal sama saja dosa dari perbuatan buruk di dunia maya dengan dunia nyata. Bahkan bisa jadi dosa jariyah atas perilaku kita yang kurang bijak saat bersosial media jauh lebih besar dibanding perbuatan buruk dunia nyata,” ungkapnya.
Pengasuh Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits ini juga menjelaskan dengan ilmu seseorang dapat memilah manfaat dan mudharat dari penggunaan teknologi.
“Tidak semua yang ada di gadget itu buruk, begitu pula sebaliknya. Cara terbaik adalah dengan memilah konten yang kita konsumsi,” katanya.
Lebih lanjut, Nyai Badriyah mengingatkan MUI telah mengeluarkan fatwa Nomor 24 tahun 2017 tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah Melalui Media Sosial.
Fatwa tersebut dapat dijadikan pedoman masyarakat dalam menciptakan ekosistem dunia maya yang sehat.
“Saat berada di dunia maya, wajib selalu menyadari bahwa manusia adalah subjek yang harus mengambil manfaat di dunia maya. Jangan sampai menjadi korban dari konten buruk atau bahkan subjek yang jahat dari konten tersebut,” tandasnya.
(Isyatami Aulia/Azhar)