JAKARTA— Pimpinan Majelis Ulama Indonesia menerima kunjungan Imam dari Uzbekistan di Kantor MUI, Jakarta, Kamis (2/2/2023). Kedatangannya diterima sejumlah jajaran pengurus MUI.
“Tujuan utama kami mengunjungi Indonesia adalah untuk mengundang semua saudara dan saudari, Muslim dan Muslimah, untuk datang ke tempat kami. Yaitu tempat yang terkenal dan sangat Islami, salah satunya (yang berasal dari sana) adalah Imam Al Bukhari, Imam Al-Maturidi, Imam Ad-Darimi,” kata Grand Imam of Samarkand, Zayaddin Eshonkulov.
Zayaddin menjelaskan, Samarkhand juga merupakan kota yang terkenal akan tempat-tempat bersejarah yang memiliki sejarah yang panjang, di sana juga terdapat alam yang indah, masyarakat yang baik yang mereka selalu menerima turis asing dengan baik dan pelayanan yang baik dari daerah tersebut.
Allah SWT berfirman dalam Alquran bahwa Dia menyuruh umatnya untuk menjelajahi seluruh dunia, juga Nabi SAW bersabda dalam haditsnya bahwa kita juga perlu travel more and you’ll be happy. ”Itulah beberapa alasan kita mengundang kalian semua ke negara kami,” kata dia.
Sekjen MUI, Buya Amirsyah Tambunan, mengatakan kedatangannya merupakan kehormatan bagi MUI, kedatangan meraka menyampaikan kekayaan budaya dan tempat bersejarah di Uzbekistan.
“Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Pada hari ini MUI mendapat tamu kehormatan dari Uzbekistan. Saudara kita menyampaikan bahwa Uzbekistan, Kota Samarkand adalah kota yang mempunyai khazanah peniggalan budaya umat islam yang luar biasa. Salah satunya Makam Imam Bukhari yang dikunjungi berbagai negara,” kata dia.
Di dunia Islam, Buya Amirsyah menerangkan, Imam Bukhari merupakan salah seorang perawi hadits yang banyak diabadikan di dalam kitab-kitab yang dibaca umat Islam.
“Karena itu Indonesia rindu untuk berkunjung ke Uzbekistan dan ke kota-kota yang ada di sekitarnya, dalam rangka untuk menyatukan ukhuwah Islamiyah, sekaligus juga meningkatkan pengetahuan umat Islam terkait peninggalan situs-situs budaya yang ada di negara tersebut, semoga kita segera bisa melakukan kunjungan balasan,” ujar dia. (Junaidi, ed: Nashih).