JAKARTA— Imam Amerika Serikat, Syekh Mohamad Bashar Arafat, bersilaturahim ke Majelis Ulama Indonesia. Kedatangannya disambut pimpinan harian dan sejumlah pengurus MUI di Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Turut menyambut kedatangan Syekh Mohamad Bashar Arafat antara lain Wakil Ketua Umum MUI, KH Marsudi Syuhud, Wasekjen Habib Ali Bahar, Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HLNKI) dan sejumlah pengurus Komisi HLNKI.
Kia Marsudi mengatakan, Syekh Basyar Arafat adalah imam di Amerika Serikat yang mempunyai banyak program untuk dunia tidak hanya untuk Amerika Serikat termasuk kerja sama dengan organisai-organisasi lainnya.
“Dan memang saya akan membawa program Islam yang rahmatan lilalamin baik itu program pendidikan, tsaqafah (culture) budaya atau program tentang halaqah hubungan antara satu negara dengan negara lain di bidang bagaimana dakwah di negara yg berbeda culture dan budayanya,” ujar Kiai Marsudi.
Dengan demikian, kata Kiai Marsudi akan banyak program Basheer Foundation Seminary yang bisa dikerjasamakan agar bisa mengetahui bagaimana berdakwah di negara yang berbeda-beda begitu pula untuk mahasiswa dan mahasiswi yang bisa kuliah di banyak universitas di Amerika Serikat.
Sementara itu, dalam sambutannya, Syekh Mohamad Bashar Arafat mengaku senang bisa datang ke MUI. Menurutnya MUI memiliki peran yang sangat penting bukan hanya di Indonesia melainkan juga di Amerika Serikat dan Eropa.
“Pertama-tama, saya sangat senang karena bisa hadir di MUI karena ini adalah hari yang bersejarah untuk saya. MUI adalah organisasi yang menaungi ormas-ormas di Indonesia, mui memiliki peran yang penting tidak hanya di Indonesia namun juga di Amerika dan Eropa,” katanya.
Dia menjelaskan, keberadaan program-program yang digagas seperti School Of Religions Diplomacy For Leadership Development And Global Cooperation dan bersamaan pula dengan berbagai program untuk imam-imam dan bersamaan dengan program konfrrensi kita yakni BUBW (Better Understanding For Better World).
Dia mengatakan, dengan program-program tersebut bisa mengundang/mengajak imam-imam, para sarjana, wanita, para aktivis ke Amerika baik laki-laki maupun perempuan yaitu untuk mengikuti program edukasinya.
Selain itu pula, ada program pertukaran, program pengembangan kepemimpinan, program pembangunan positif dengan tujuan untuk memiliki lebih banyak kerja sama antara komunitas Muslim di Amerika Serikat dan komunitas masyarakat Amerika Serikat secara besar dan Indonesia.
Dia menyebut Indonesia adalah negara yang sangat penting di Asia Tenggara dan di seluruh dunia. Bukan hanya negara dengan jumlah Muslim terbesar di dunia, melainkan baginya, Indonesia adalah role model dalam menghargai perbedaan, role model dalam wasathiyah, moderasi, dan juga role model dalam rahmatan lil ‘alamin.
“Kami datang ke negara ini (Indonesia) tidak lain yaitu merasakan kasih sayang, cinta dan damai, dan saya rasa ini adalah salah satu isu yang harus dibagikan kepada masyarakat di seluruh dunia. maka hadirnya saya kesini bertujuan untuk membangun kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat sebagaimana pula dengan negara-negara lain melalui program-program kami yaitu Civilization Exchange And Cooperation Foundation And Al-Basheer Seminary,” ujar dia (Junaidi, ed: Nashih)