JAKARTA— Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Informasi dan Komunikasi, KH Masduki Baidlowi, M Si menegaskan sebuah gagasan itu harus diwarisi bukan pragmatisme.
“Pragmatisme ini sangat berbahaya jika tidak ada idealisme,” kata dia saat menjadi pembicara di acara Pelatihan Kepemimpinan Milenial pada Era Digital yang digelar Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bermitra dengan Komisi Infokom MU di Jakarta, Jumat (23/12/2022), di Oasis Amir Hotel.
“Dengan kita berpikir kritis, kita mudah melihat siapa yang berkuasa dan siapa yang tidak,” lanjutnya.
Selain itu sebagai bangsa Indonesia pun kita punya modal ideologi yang luar biasa.
“Dimana bangsa kita memiliki pemahaman yang wasathiyyah dan ideologi Pancasila,” kata dia.
Kiai Masduki juga menyampaikan kepemimpinan berbasis digital ini sangat penting, karena peran kepemimpinan tidak akan pernah berubah.
Kiai Masduki juga mengatakan bahwa dalam Alquran suatu negara itu berdiri atas gagasan-gagasan besar. Hal tersebut terdapat pada surat Al-Hasyr ayat 18:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan”.
“Dengan demikian gagasan besar yang menyatu dari para pejuang ada karena perjuangan dan gagasan,” tuturnya.
Di akhir paparannya, Kiai Masduki berpesan bahwa membangun idealisme itu harus dengan banyak membaca literasi-literasi, dan berdakwah itu harus disesuaikan dengan masanya. “At-thoriqot ahammu minal madah,” tutupnya.
Pelatihan Kepemimpinan Milenial pada Era Digital Milenial yang berlangsung di Oasis Amir Hotel Meutia, Jakarta, pada 23 sampai 24 Desember 2022.
Kegiatan bertajuk “Transformasi Digital Islam Wasathiyah untuk Peradaban Global” dalam rangka memperkuat kemampuan lepemimpinan milenial pada era digital tersebut, dihadiri oleh peserta kalangan milenial yang terdiri dari KBL internal MUI, pengurus Infokom MUI Pusat dan Jabodetabek, serta perwakilan universitas dan organisasi masyarakat.
Ketua Komisi Infokom MUI, KH Mabroer MS, menyatakan pihaknya ingin meluruskan untuk kesadaran bersama-sama untuk membangun perdaban Islam kedepannya.
Tren generasi muda zaman sekarang sangat eksklusif. Tahun depan akan ada digital community islamy di Jawa Barat dibantu kawasan Asia Tenggara.
“Salah satu agenda kita saat ini adalah mengembalikan makna jihad yang sebenarnya, jadi jihad bukan hanya sebagai takbir, melainkan mempunya banyak makna,” kata dia.
Dia menyebut hampir 80 persen paham yang berkembang di medsos belum wasathiyyah. Dimana banyak sekarang orang menggunakan medsos untuk menggunjing orang lain. “Padahal menggunakan medsos itu harus bijak dan harus menhasilkan konten yang positif,” tutur dia.
(Ratna/ Siti Nurmah Putriani, ed: Nashih)