JAKARTA – Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, Prof Kamaruddin Amin, menyebut dampak pandemi Covid-19 menjadikan kaum perempuan memikul beban lebih besar dibandingkan dengan laki-laki.
“Beban berlipat yang dirasakan perempuan bermuara dari turunnya pendapatan, melansir data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) April 2021, sebesar 82 persen pendapatan perempuan di Indonesia menurun selama pandemi,” jelasnya, dalam sesi diskusi Kongres Muslimah Indonesia (KMI) ke-3, Selasa (20/12/2022).
Tidak hanya berdampak bagi kesehatan fisik, Prof Kamar menuturkan, pandemi Covid-19 juga mengancam kesehatan mental masyarakat.
Terlebih, menurut dia, dampak lebih besar menyasar pada kelompok rentan yakni perempuan, ibu hamil, ibu menyusui, anak, dan juga lansia.
“Persoalan lain yang lahir akibat dampak pandemi yaitu meningkatnya kasus KDRT, baik yang berakhir dengan perceraian maupun tetap mempertahankan perkawinan,” katanya.
Prof Kamar menjelaskan tingginya jumlah perceraian tersebut berdasarkan data dari Pengadilan Agama didominasi pertengkaran, ekonomi, penelantaran, kekerasan dalam rumah tanggal, hingga ketiadaan tanggung jawab.
“Persoalan-persoalan tersebut dapat dihindari salah satunya dengan memperdayakan ekonomi umat melalui pembinaan keluarga sakinah,” ungkapnya.
Upaya tersebut, menurut Prof Kamar tengah dilakukan oleh Kementerian Agama RI yang bekerja sama dengan BAZNAS merealisasikan program Kampung Zakat.
Program ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan masyarakat yang ada di akar rumput dalam berbagai bidang kehidupan.
Sementara itu, Kongres Muslimah Indonesia (KMI) ke-3 menyoroti isu peran dan kontribusi perempuan pasca pandemi Covid-19.
Ketua Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga (KPRK) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dr Siti Ma’rifah, menyebutkan KMI ke-3 menjadi wadah komunikasi dan informasi dalam mendukung eksistensi perempuan, remaja, anak, dan ketahanan keluarga.
“Dalam forum ini kami turut mengundang narasumber yang ahli dalam berbagai bidang baik politik, sosial, buaya, kesehatan, dan ekonomi Syariah khususnya pasca pandemi,” jelas Siti Ma’rifah yang juga merupakan Ketua Panitia Kongres, Senin (19/12/2022).
Tak hanya narasumber dari Indonesia, Siti Ma’rifah menuturkan turut hadir pula narasumber dari enam negara sahabat yakni Amerika Serikat, Finlandia, Maroko, Tunisia, Mesir, dan Malaysia yang akan meramaikan sesi diskusi panel.
“Kongres terdiri atas empat panel utama yang akan membahas ragam isu strategis mengenai peran dan kontribusi perempuan dalam bidang politik, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan, serta sains teknologi,” katanya.
“Melalui kongres ini, akan dirumuskan apa saja peran dan kontribusi yang dapat membawa kemaslahatan, keadilan, kesejahteraan khususnya bagi perempuan dan keluarga, serta umumnya bagi umat, bangsa, dan negara,” sambungnya.
Kongres yang dilaksanakan pada tanggal 19-21 Desember 2022, di Hotel Sari Pacific, Jakarta tersebut, dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Prof Dr (HC) KH Ma’ruf Amin, Senin (19/12/2022).
Selain itu, sekitar 400 peserta hadir secara hybrid dari berbagai unsur, seperti tokoh perempuan dan Muslimah Indonesia, tokoh perempuan dari negara OKI, pimpinan ormas perempuan, pimpinan Komisi PRK MUI se-Indonesia, budayawan, pemuda, akademisi, dan media. (Isyatami Auliya, ed: Nashih)