JAKARTA— Terdapat sejumlah agenda perekonomian umat yang diusung dalam kegaiatan Baitul Mal wal Tamyil (BMT) Summit II Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (17 sampai 18 Desember 2022).
Di antara agenda pembangunan itu adalah, kampanye digitalisasi perekonomian secara futuristik, penguatan dua sektor baitul mal dan baitul tamwil, dan pendanaan modal komiditas kedaulatan pangan.
Namun, ada agenda strategis dan prioritas. Ketua Komisi Pmberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (KPEU MUI), Nuruzzaman, menyebut agenda prioritas dari kegiatan Summit II adalah kolaborasi antarlembaga BMT yang ada di Indonesia.
“Sehingga keberadaan BMT dalam instrumen perekonomian kita ini memiliki dampak kesejahteraan bagi umat,” kata Nuruzzaman ketika ditemui MUIDigital di arena BMT Summit II Hotel RedTop, Jakarta, Ahad (18/12/2022).
Menurut dia, pembentukan sistem kolaborasi dalam kerja BMT ini merupakan bentuk implementasi dari amanah Tuhan yang terkandung dalam Alquran.
Dia menyebut penguatan liberatif perekonomian syariah terkandung dalam surat al-Anfal ayat 73:
وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُن فِتْنَةٌ فِى ٱلْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para Muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.”
“Sudah banyak isu yang diangkat, seperti digitalisasi dan semacamnya. Tapi itu isu lama. Kita sekarang fokus bangun kolaborasi perekonomian di antara umat Islam melalui BMT,” kata Nuruzzaman menjelaskan.
Nuruzzaman menegaskan, keberadaan BMT harus benar-benar dibedakan dari kerja-kerja kelembagaan konvensional, seperti perbankan dan lembaga serupa.
Menurutnya, BMT mengusahakan kesejahteraan umat melalui pengelolaan dana sosial (baitul mal) dan dana komersial (baitul tamwil) yang tidak mencari profit/keuntungan di dalamnya sehingga, masyarakat bisa dibina melalui peminjaman atau layanan untuk mendirikan usaha.
“Itulah mengapa kita buka acara secara simbolik dengan pemberian santunan kepada orang yang masuk dalam kemiskinan ekstrem,” tegasnya.
Seperti diketahui, kegiatan Summit II diselenggarakan selama dua hari berturut-turut, terhitung sejak 17 hingga 18 Desember 2022. Kegiatan berlangsung di Hotel RedTop, Jakarta.
Hadir para pemangku kepentingan (stakeholder) sebagai tamu undangan dan peserta dari sejumlah Lembaga Keuangan Syariah Mikro. Kegiatan berjalan dengan diskusi dan rekomendasi serta santunan terhadap rakyat miskin ekstrem. (A Fahrur Rozi, ed: Nashih)