JAKARTA–Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis mengingatkan bahwa masjid bukan hanya tempat untuk beribadah mahdoh, tetapi sebagai tempat kemajuan umat.
“Kita ingin mengembalikan sebenarnya fungsi masjid seperti di zaman Rasulullah SAW. Peran masjid untuk kemajuan umat,” ujarnya saat menjadi Keynote Speaker dalam Sosialisasi Penguatan Dakwah Islam Wasathiyah bagi DKM Masjid Perkantoran se-DKI Jakarta, Jumat (25/11/2022).
Kegiatan ini digelar oleh Komisi Dakwah MUI bekerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) dan BSI Maslahat di Aula Buya Hamka, Gedung MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat.
“Membangun masjid berarti membangun peradaban Islam, karena pada masa Rasulullah SAW semua kegiatan umat berawal dari masjid,” paparnya.
Maka dari itu, kata Kiai Cholil, masjid harus dikembalikan fungsinya sebagai pusat ibadah, pendidikan dan pengajaran, penyelesaian permasalahan umat dalam aspek peradilan, pusat pemberdayaan ekonomi umat malalui Baitul Mal.
Kiai Cholil menyebut bahwa pengurus masjid memiliki peran sentral dalam memaksimalkan fungsi masjid sebagai pusat peradaban Islam, kebangkitan dan kaderisasi.
Kiai Cholil juga menyebut bahwa para pengurus masjid merupakan orang-orang yang baik dan tulus. Menurutnya, tidak akan mungkin ada yang betah di rumah Allah kalau tidak baik dan tulus.
Pada kesempatan ini, Kiai Cholil mengingatkan bahwa Masjid bukanlah tempat berpolitik satu kelompok, tapi masjid menjadi tempat netral yang mengakomodir semua kelompok politik.
“Karena masjid tempat kerukunan dan pemersatu umat serta tidak membesar-besarkan perbedaan khilafiyah, karena menjaga kerukunan dan persatuan umat adalah wajib,” pungkasnya.
(Sadam Al-Ghifari/Angga)