JAKARTA- Para Mujahid Digital MUI dinilai memerlukan akselerasi kehidupan baik di dunia nyata ke dunia digital.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi Infokom MUI KH Mabroer MS saat sambutan sub opening Kongres Mujahid Digital di Gedung PPSDM Kemenaker, Jakarta Timur, Kamis (15/9/2022).
Kiai Mabroer menambahkan, akselarasi ini merupakan tugas utama dari para mujahid digital. Meskipun, diakui Kiai Mabroer, transisi kehidupan baik ini dari dunia nyata ke dunia digital tidak sederhana.
Kiai Mabroer menerangkan, akselerasi tersebut mencakup nilai-nilai kehidupan nyata dalam kehidupan sosial, keagamaan dan lainnya. Termasuk oleh Islam moderat, wasathiyah, rahmatan lil alamin, kemajuan dan lain-lain.
“Saya kira MUI memiliki tanggung jawab moral yang besar terhadap hal ini sekaligus punya legitimasi moral akademik,” ujarnya.
Kiai Mabroer menjelaskan, di era digital ini, Komisi Infokom memiliki tanggung jawab yang lebih besar terkait Tupoksi yang diamanahkan oleh Dewan Pimpinan MUI.
“Maka kami berikhtiar keras termasuk ‘nekat’ menjalankan kongres juga bagian dari nekat. Iktiar kita harus maksimal untuk kehidupan yang bagus, harmonis, toleran, indah di dunia digital,” tuturnya.
Apalagi, kata Kiai Mabroer, MUI telah mengeluarkan fatwa Nomor 47 Tahun 2017 Tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah Melalui Media Sosial.
Tetapi, pada Kongres Mujahid Digital ini akan menghasilkan etika bermedia sosial yang dibutuhkan seperti apa.
“Etika sosial ini menjadi suatu bahan pertimbangan untuk menjadi masukan, naskah akademik mengenai Peraturan Pemerintah terkait UU ITE Nomor 9 Tahun 2008,”ungkapnya.
Menurut dia, dalam UU ITE ini masih ada kekurangan yang perlu diisi. MUI, ujarnya, sebagai rumah besar ormas Islam di Indonesia harus ikut hadir dalam hal ini.
“MUI sebagai ormas atau rumah besar ormas Islam Indonesia harus ikut hadir dalam menengahi pergolakan dan kemajuan teknologi informasi ini yang kita kenal dunia digital,” pungkasnya.[]
(Sadam Al-Ghifari/Angga)