JAKARTA—Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi KH Masduki Baidlowi mengungkapkan, peran keluarga bisa memperbaiki akhlak warganet dalam bermedia sosial. Hal ini merujuk dari penelitian Digital Civility Index (DCI) yang dilakukan oleh Microsoft beberapa waktu lalu.
Kiai Masduki mengatakan, penelitian tersebut melibatkan 32 negara dengan jumlah 16 ribu orang untuk diteliti. Hasilnya menempatkan Indonesia diposisi ke-29 dan yang terjelek di Asia Tenggara. Dia menilai hasil ini sangat miris, karena penilaian dari 0 sampai 100, Indonesia mempunyai nilai di angka 76.
‘’Jika berbicara mengenai Mujahid Digital. Hal ini menjadi latar yang sangat penting untuk kita jadikan dasar untuk bagaimana memperbaiki masyarakat agar sebagai kelompok strategis bisa bermedia sosial dengan baik,’’ kata Kiai Masduki di Halaqah Mingguan Infokom MUI, Rabu (7/9/2022).
Menurutnya, hasil ini bisa menjadi satu langkah untuk dijadikan basis untuk berdakwah. Alasannya, karena dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa ujaran kebencian, hoax dan diskriminasi berada di media sosial cukup tinggi.
‘’Karena basis kita dalam bermasyarakat itu adalah intinya keluarga. Kalau di dalam keluarga bisa diperbaiki di dalam media sosial, maka akan mampu mengurangi terhadap kejelekan akhlak atau keadaban di dalam media sosial,’’ tegasnya.
Ulama yang juga jurubicara Wakil Presiden ini menilai, keluarga adalah pertahanan yang paling penting untuk menjalankan media sosial dengan baik dan penuh akhlak. Menurutnya, nasihat orang tua tidak hanya berbasis pada dunia nyata, tetapi juga berbasis pada dunia maya.
Selain itu, Kiai Masduki menilai, pengawasan orang tua terhadap anak di media sosial dapat melindungi anak dari tindak kejahatan seperti hoax, doxing, penipuan, hingga kekerasan seksual berbasis cyber. Untuk itu, ia juga mendorong agar setiap keluarga memiliki literasi digital yang baik.
‘’Ini saya kira penting untuk kita ulang Kembali sekadar untuk mengingatkan kita betapa pentingnya membangun keluarga Sakinah dalam perspektif literasi digital. Keluarga Sakinah dalam perspektif baru. bagaimana keluarga Sakinah itu adalah keluarga yang sudah kuat. Artinya punya daya tahan yang kuat, sudah ada literasi kuat mengenai dunia digital. Sehingga dia tidak bisa tergoda oleh penipuan di media sosial,’’ pungkasnya.
(Sadam Al-Ghifari/Angga)