JAKARTA – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud berpesan kepada santri untuk menjadi kaya agar bisa memberi, bukan menerima.
Demikian disampaikan Kiai Marsudi dalam acara Negeri Sarung di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Sabtu (27/8/2022).
“Sarung itu selain untuk menutupi badan kata sebutan santrinya nutupi aurat, nutupi aurat artinya sarungan,” kata kiai Marsudi.
Kegiatan ini digelar oleh Masjid Ukhuwah Islamiyah (MUI UI) dan Jejaring Duniasantri, Makarta Art Center yang menggelar pameran seni dan budaya seputar dunia pesantren pada 22-27 Agustus 2022.
Kiai Marsudi menjelaskan bahwa santri selain menguasai ilmu agama, harus menguasai ilmu industri. Bahkan, harus bisa menguasai industri.
“Lalu bagaimana caranya ada hubungannya santri dengan industri, santri minimal ada industri sarung,” sambungnya.
Lebih lanjut, Kiai Marsudi menyampaikan, hal yang paling pertama dipelajari oleh santri yaitu memakai sarung baru dan diajari rukun Islam yang disitu ada industri.
“Sholat disuruh nutupi aurat butuh industri pakaian, butuh industri sarung, haji syaratnya istiho’ah palai pesawat, berarti santri dituntut mempelajari ilmunya Allah untuk menjadi wasilah berangkat haji mempelajari penerbangan, mempelajari teknologi dan IT,” tuturnya.
Kiai Marsudi berharap, santri bisa mandiri agar bisa bersaing dan menjadi santri yang kaya raya. Sehingga, lanjutnya, bisa memberi bukan meminta.
“Itu agar kita perintahnya suruh bayar zakat suruh shodaqoh. Itu artinya santri-santri bisa jadi orang kaya raya untuk bisa membayar zakat dan membayar shodaqou, bukan untuk nguber-nguber cari zakat dan cari shodaqoh,” ungkapnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Ekonomi Darul Uchwah ini menuturkan, memakai sarung adalah menutupi aurat dan orang yang kaya menutup auratnya dengan membayarkan zakat dan shodaqoh.
“Orang kalau sudah kaya auratnya harus ditutup. Orang kaya auratmya adalah harus membayar zakat dengan bayar zakat itu aurat tertutup. Itulah intinya ajaran menutup aurat pakai sarung,”pungkasnya.
Hadir pada acara puncak dengan tema Negeri Sarung yang dihadiri sejumlah tokoh Istri Presiden Keempat Indonesia, KH Abdurrahman Wahid, Hj. Sinta Nuriyah Wahid, Wakil Ketua DPR RI, Dr. Rachmad Gobel, Mantan Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, Wakil Ketua Umum MUI, KH Marsudi Syuhud, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, Inayah Wulandari Wahid yang merupakan putri bungsu dari Presiden Keempat Indonesia, KH Abdurrahman Wahid. (Sadam Al-Ghifari)