JAKARTA — Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, mempertanyakan potensi ekonomi umat yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Namun, potensi itu masih belum bisa memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional yang lebih baik lagi.
“Bagi saya, ekonomi umat masih tidur sehingga perlu dibangunkan. Padahal kalau kita lihat potensi ekonomi umat cukup besar. Tapi mengapa kontribusi yang diberikan terhadap pembangunan nasional masih kecil,” ungkap Bambang dalam sambutannya di acara Silaturahim dan Halal Bi Halal yang digelar oleh MUI di Ballroom BJ Habibie Muamalat Tower, Selasa (17/5/2022).
Di forum silaturahim antara MUI, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), dan Bank Muamalat, Bambang menyayangkan ekonomi umat dengan potensi yang besar, dengan pengelolaan sebesar 168 triliun oleh BPKH, 66.3 triliun oleh Bank Muamalat, dan sebanyak 80% pengusaha non formal di Indonesia masih belum memberikan kontribusi yang berarti.
“Ini tantangan bagi kita semua bahwa bank yang ada dan potensi BPKH sebagai pengelola dana haji yang cukup besar dimobilisasi untuk pembangunan nasional,” lanjutnya.
Adanya silaturahim antarlembaga, kata Bambang, dengan spirit ukhuwah untuk ekonomi umat adalah langkah tepat untuk merajut ulang kesadaran persaudaraan dan kesatuan misi dalam membangun kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Rajutan persaudaraan, lanjut dia, harus terus dirawat mengingat banyak faktor yang membelah persatuan di antara umat, salah satunya adalah politik, “Ini sangat besar potensinya membelah persaudaraan, residu Pilpres masih kita rasakan hingga saat ini,” papar Bambang.
Hal besar itulah yang disebut Bambang perlu untuk dibenahi, yakni potensi pembelahan umat akibat dinamika konstitusional dan program pembangunan ekonomi desa, sebagaimana pernah diwacanakan dalam program wapres, yakni membangun desa wisata agro, desa wisata industri, dan desa digital.
“MUI, Bank Muamalat, BPKH, dan kita semua mempunyai tanggung jawab bagaimana Indonesia dalam pembangunan terus berkesinambungan,” tandasnya.
(A Fahrur Rozi/Fakhruddin)