JAKARTA— Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin, mengatakan kepemimpinan perempuan memiliki peran strategis dalam membangun keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Hal itu dia sampaikan saat menjadi pembicara kunci dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Komisi Perempuan dan Remaja (KPRK) Majelis Ulama Indonesia (KPRK MUI), Sabtu (26/3) di Hotel Sari San Pacific, Jakarta.
Kiai Ma’ruf mengatakan, dalam perspektif Islam, kedudukan perempuan dan laki-laki setara di hadapan Allah SWT. Oleh sebab itu, kata dia, dalam masalah kepemimpinan, perempuan memiliki tugas yang sama untuk menjadi khalifah di bumi dan menciptakan kemaslahatan.
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Artinya, tugas dan kewajiban semua menusia sama yaitu menjadi pemimpin. Paling tidak menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri maupun keluarganya, ” ujarnya dalam Rakornas KPRK MUI bertajuk Optimalisasi Kepemimpinan Perempuan Untuk Kemaslahatan Umat dan Bangsa Menyongsong Masyarakat 5.0 itu.
Kiai Maruf menjelaskan, sejarah peradaban Islam juga mencatat kepemimpinan perempuan sudah ada sejak dahulu dan memiliki andil penting. Dia memberikan contoh pemimpin hebat muslimah pada zaman Nabi Muhammad SAW yaitu Siti Khadijah RA dan Siti Aisyah RA.
Selain itu, Kiai Ma’ruf menambahkan, perempuan memiliki peran penting dalam membangun peradaban. Ia mengutip ungkapan yang mengibaratkan perempuan sebagai tiang negara. Baik tidaknya sebuah negara ditentukan dari kondisi perempuan di dalamnya.
“Al-Quran juga menyebutkan, siapapun yang membuat kebajikan untuk berkarya, baik itu laki-laki maupun perempuan, akan memperoleh imbalan yang sama. Tidak dibeda-bedakan baik di dunia maupun akhirat, ” ungkapnya.
Oleh karena itu, Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini mengajak para perempuan menjadi pionir atau pemrakarsa membangun peradaban bangsa.
“Kunci sebuah peradaban bangsa, terutama bagi perempuan, dimulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga, ” sambungnya.
Selain itu, ia juga mengajak para perempuan untuk senantiasa meningkatkan keimanan kepada Allah SWT, memiliki akidah yang kuat, dan akhlak yang mulia, serta meningkatkan wawasan dan perannya dalam berbagai aspek kehidupan.
“Sehingga dapat menjadi figure teladan bagi anak dan juga lingkungannya, ” tambahnya.
Dalam menyongsong era masyarakat 5.0 ini, Kiai Ma’ruf berharap perempuan siap menghadapi tantangan dan permasalahan sosial yang kompleks dengan memanfaatkan berbagai inovasi.
Selain itu, Kiai Ma’ruf menyampaikan agar perempuan mampu mengampil peran strategis secara aktif melalui kontribusi pemikiran, gagasan, dan pandangan terhadap pembangunan bangsa.
“Dengan kepekaan dan kecerdasan sosial yang menjadi kekuatan perempuan, mereka juga harus memberdayakan potensi diri dan meningkatkan kualitas diri, ” tuturnya.
Dengan demikian, kata Kiai Ma’ruf, perempuan dapat melahirkan kreatifitas, inovasi, dan pemikiran konstruktif dalam perspektif kesetaraan gender di semua lini kehidupan masyarakat.
“Kehadiran pemimpin perempuan dalam berbagai sektor pembangunan layak diperhitungkan. Termasuk pembangunan karakter bangsa, ” jelasnya.
Untuk itu, Kiai Ma’ruf menilai, perempuan Indonesia perlu didorong agar semakin banyak menempati posisi strategis di tingkat nasional maupun global, demi mewujudkan kemaslahatan umat dan bangsa.
“Harapan saya, Rakornas Komisi PRK ini menghasilkan pemikiran dan kordinasi kebijakan yang berkualitas untuk kemajuan internal MUI sendiri maupun bagi kemajuan bangsa dan negara, ” pungkasnya. (Sadam Al-Ghifari/Azhar)