Senin (28/2/2022) bertepatan dengan peringatan Isra dan Miraj. Ini merupakan merupakan salah satu peristiwa yang cukup bersejarah bagi kaum Muslim, karena pada saat itulah Allah SWT mewajibkan sholat lima waktu.
Peristiwa ini dikuatkan oleh Alquran dalam Surat Al Isra ayat 1 :
سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Artinya: “Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Al Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Mahamendengar lagi Mahamengetahui.”
Bagi kaum Muslim pasti sudah sangat mengenal peristiwa Isra dan Miraj yang terjadi pada 27 Rajab ini.
Menurut Syekh Muhammad Khudori dalam Nur al-Yaqin fi Sirat Sayyidil Mursalin, memjelaskan Adapun hal yang memicu terjadinya peristiwa Isra dan Miraj yaitu, sebagai bentuk tasliyah (hiburan) yang Allah SWT berikan kepada Kekasihnya (Nabi Muhammad ﷺ) karena ditinggal oleh dua orang tercintanya yaitu Khadijah Sang Istri dan Abu Thalib Sang Paman, peristiwa ini tepatnya terjadi pada tahun ke – 11 dari kenabian (Nabi SAW saat itu berumur 51 tahun) atau biasa disebut dengan ‘amul huzn (Tahun Kesedihan).
Isra dan Miraj sendiri memiliki arti kata masing-masing, yaitu :
الإِسْــــــــرَاءُ : هُوَ تَوَجُّهُ النَّبِيِّ ﷺ لَيْــــــــــلًا مِنَ الْمَسْــجِدِ الْحَـــرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصٰى
Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjid Al Aqsha.
الـمِعْـــــرَاجُ : هُوَ صُعُوْدُ النَّبِيِّ ﷺ إِلَى الْعَالَـمِ الْعُلْوِيِّ وَ فِيْهِ فُرِضَتِ الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ
Miraj adalah naiknya Nabi Muhammad SAW ke alam yang paling tinggi ( Sidratul Muntaha) dan di sanalah sholat lima waktu diwajibkan.
Nabi Muhammad ﷺ Pergi dari Masjidil Haram menuju Masjid Al-Aqsha menggunakan Buraq, ketika telah sampai di Masjid Al-Aqsha Nabi terlebih dahulu shalat dua rakaat bersama seluruh nabi dan rasul terdahulu beserta malaikat-malaikat yang diimami beliau sendiri.
Ketika telah selesai, Nabi Muhammad ﷺ diajak naik oleh malaikat Jibril ke langit pertama, di sana Beliau disambut manusia pertama yaitu Nabi Adam alaihissalam beliau mengucapkan salam kepada Nabi dan malaikat Jibril, di langit kedua Rasulullah Muhammad SAW disambut oleh Nabi Yahya dan Nabi Isa alaihimassalam di langit ketiga Nabi SAW sambut Nabi Yusuf alaihissalam.
Selanjutnya di langit keempat Rasulullah Muhammad SAW disambut manusia yang pertama kali menulis menggunakan pena dan menjahit pakaian yaitu Nabi Idris alaihissalam, di langit kelima Rasulullah SAW disambut oleh Nabi Harun alaihissalam, di langit keenam Beliau disambut oleh Nabi Musa alaihissalam, dan di langit ke tujuh beliau disambut oleh Nabi Ibrahim alaihissalam yang sedang bersandar di Baitul Ma’mur, suatu tempat di langit ketujuh yang setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat.
Ketika telah sampai di langit ketujuh, Nabi SAW ingin naik satu tingkatan langit lagi akan tetapi malaikat Jibril tidak bisa mengantarkan lebih dari batasan itu karena nantinya ia akan terbakar oleh Nur nya Allah SWT yang sangat terang. Lalu naiklah Nabi Muhammad ﷺ ke Sidratul Muntaha dan di sanalah Allah SWT mewajibkan sholat lima puluh waktu dalam sehari semalam kepada umat Muhammad ﷺ.
Ketika Nabi SAW baru turun sampai di langit keenam bertemulah dengan Nabi Musa beliau menanyakan, “Apa yang Tuhanmu wajibkan kepada umatmu?” Nabi Muhammad ﷺ menjawab, “Sholat lima puluh waktu dalam sehari semalam.”
“Kembalilah dan minta keringanan kepada tuhanmu, karena sungguh umatmu tidak akan sanggup melakukannya” kata Nabi Musa . Kemudian kembalilah Nabi Muhammad ﷺ menemui Allah SWT untuk meminta keringanan sampai berkali-kali sehingga sholat lima puluh waktu tersebut menjadi lima waktu dalam sehari semalam.
Ketika telah selesai menerima perintah shalat, Nabi Muhammad ﷺ kembali menunggangi Buraqnya untuk pulang ke Makkah diantar dengan Malaikat Jibril. “Menurut sebuah kisah saking cepatnya Buraq, ketika Nabi Muhammad SAW pulang konon katanya tempat tidur nabi masih terasa hangat.” (Abi Rachman/ Nashih).