JAKARTA— Komisi Dakwah MUI Pusat akan menggelar Multaqot Du’at di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara pada 22 sampai 24 Januari 2022. Multaqo Duat merupakan ajang pertemuan para aktivis dakwah yang berasal dari Komisi Dakwah MUI Pusat, Komisi Dakwah MUI Provinsi, serta perwakilan lembaga dakwah Ormas Islam tingkat pusat.
Multaqo Du’at akan berlangsung secara offline dan online. Peserta offline yang hadir di Hotel Mercure sebanyak 60 peserta sementara ratusan peserta yang lainnya secara online. Pada kepengurusan MUI periode sebelumnya, Multaqo Du’at sudah dilaksanakan dua kali. Multaqo Du’at pertama berlangsung di Hotel Santika, Taman Mini Indonesia Indonesia Indah, sementara Multaqa Du’at kedua di Hotel Royal Kuningan, Jakarta.
Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Ahmad Zubaidi, menyampaikan bahwa kegiatan Multaqo Du’at ketiga ini masih fokus pada penyempurnaan standardisasi dai dan koordinasi gerakan dakwah. Komisi Dakwah tidak ingin ada salah pemaknaan terhadap istilah standardisasi dai.
“Sekarang multaqot yang ketiga. Tujuannya menyamakan visi misi dakwah di kalangan para dai kita, tashwiyatul afkar. Kita adakan yang namanya koordinasi gerakan dakwah, singkron antara satu individu dengan individu yang lain tidak ada perselisihan dai,” ungkapnya, Jumat (21/01) saat dihubungi MUIDigital.
Kiai Zubaidi mengatakan, gerakan dakwah yang wasathiyah masih belum sesuai target yang diharapkan. Menurutnya, para dai masih kurang intensif dalam menjalankan perannya berdakwah secara wasathiyah. Hal seperti itu, kata Kiai Zubaidi, banyak dipengaruhi oleh permasalahan umat yang belum teridentifikasi dengan baik.
“Karena itu, kita kumpul di Jakarta untuk menyamakan persepsi ini dan melakukan koordinasi gerakan. Kita tidak ingin lagi ada dai yang ditolak oleh Masyarakat. Seorang dai harus mengerti dan tahu kondisi sehingga tidak bertentangan dengan lokasi dakwah,” beber dia.
Lebih lanjut, Kiai Zubaidi berharap, kegiatan kali ini harus mampu membentuk standarisasi dakwah sebagai panduan para dai dalam dalam aktivitas dakwah.
“Kegiatan ini, outputnya satu, terbentuknya semacam standardisasi yang disepakati bersama seperti SOP pelaksanaan standardisasi dai. Dengan begitu, dai kita bisa membentuk masyarakat yang khoiro ummah (umat terbaik),” ungkapnya.
Ketua Umum MUI, KH Miftachul Akhyar, kemungkinan besar akan hadir dalam kegiatan ini. Kegiatan rencananya akan dibuka oleh Menteri Agama atau yang mewakili. Pada saat pembukaan, akan berlangsung juga Wisuda Akbar tujuh angkatan program Standardisasi Da’i MUI.
(A. Fahrur Rozi/Azhar)